Pernahkah kamu membayangkan punya orang tua seorang pembunuh bayaran? Jawaban apa yang kamu berikan seandainya ada yang bertanya tentang pekerjaan orang tuamu? Itulah yang dialami Gil Jae Yeong. Gadis remaja itu harus menghadapi kenyataan pahit yang coba ditutupi sang ibu bertahun-tahun.
Gil Bok Soon terkenal sebagai pembunuh bayaran kelas kakap kesayangan direktur Cha. Usianya yang sudah tak muda lagi jadi pertimbangan MK Ent untuk mencari penerus meski Cha Min Hee kurang setuju. Cha Min Hee bersikeras mempertahankan Bok Soon karena menurutnya belum ada trainee yang bisa menyamai kemampuan Bok Soon. Kalau ia nekat mendebutkannya, reputasi MK Ent bakal terancam.
Di sisi lain, Bok Soon merasa gundah dan bingung apakah dirinya harus melepas karier demi sang putri ataukah tetap bertahan? Terlebih karena ia merasa tidak dekat dengan Jae Yeong.
Jae Yeong enggan bercerita secara terbuka dengannya, bahkan tentang kehidupan cintanya yang terbilang 'berbeda'. Bok Soon baru tersadar ketika masalah menimpa Jae Yeong yang membuat dirinya dipanggil oleh kepala sekolah. Katanya Jae Yeong nyaris membunuh teman sekelasnya. Keliatan kan Jae Yeong mewarisi bakat sang ibu? Film berdurasi 2 jam 19 menit ini menurutku sangat menguras emosi.
Saya begitu sedih melihat Jae Yeong yang tumbuh dengan background keluarga seperti itu. Tanpa sosok ayah dan ibu yang terlampau sibuk bekerja tanpa sedikitpun memperhatikannya, hidup bergelimang harta namun kesepian. Banyak isu yang diangkat dalam film ini. Salah satu isu yang menarik perhatian saya adalah ketika Jae Yeong mengaku pada ibunya bahwa ia jatuh cinta pada wanita, bukan pria seperti umumnya gadis sebanyanya. Isu yang amat sangat jarang diangkat dalam drama Korea.
Sangat disayangkan Bok Soon kurang bisa menerima itu. Padahal sudah seharusnya orang tua menerima bagaimanapun kondisi anaknya dan memberikan pemahaman yang baik.
Seharusnya Bok Soon bisa memahami keragaman identitas gender dan orientasi seksual sang anak. Bukan malah menghakimi sang anak. Jika seperti ini pantaslah Jae Yeong merasa kesepian. Sama sekali tidak ada sosok yang bisa memahami dirinya, padahal remaja seusianya butuh perhatian luar biasa dari orangtuanya, termasuk soal jati dirinya.
Buatku, film ini jadi pukulan telak bagi para orang tua diluar sana yang memiliki anak seusia Jae Yeong. Anak tak hanya butuh uang kita, tapi juga butuh perhatian, pemahaman dan kasih sayang dari kita. Sebagai orang tua pun, kita perlu terbuka dengan anak dan selalu berdiskusi dengannya. Karena dengan begitu anak merasa turut dilibatkan dalam hidup.
So far, akting Jeon Do Yeon sebagai Gil Bok Soon sangat apik. Emosi yang dibangunnya begitu kuat begitu pula chemistry dengan Kim Si A tersampaikan dengan tepat. Meski kata IMDb ratingnya cuma 6,6 tapi menurutku ini film gak layak dikasih rating kecil begitu, pantesnya dikasih rating antara 8 atau 9, bener-bener sebagus itu. Rugi deh kalo sampe gak nonton!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H