Inggit mendadak dikejutkan dengan menurunnya kondisi sang ayah yang memaksanya buru-buru bertolak ke Jogja. Kedua orangtua Inggit juga menjodohkannya dengan Arya, seorang lelaki berumur yang tak lain adalah dosen Inggit sendiri.
Arya dikenal sebagai dosen mata kuliah Teori Komunikasi yang sangat pelit dalam memberi nilai dan kerap memberi tugas seabrek dengan deadline tak kenal kompromi, sekali Pak Arya bilang deadline untuk tugas A adalah besok jam 8 malam, ya harus dikumpulkan paling lambat jam segitu tidak ada tawar-tawaran kalau mau dapat nilai. Kalau tidak ya silakan saja. Duh, killer abis deh.
Yah mau gak mau, Inggit harus menerimanya demi embel-embel 'membahagiakan orangtua' walau ia harus maink kucing-kucingan dengan sang pacar, Tristan. Awalnya, Inggit merasa risih saat memutuskan tinggal serumah dengan Arya. Inggit sampai membuat batas-batas di seluruh ruangan agar Arya tidak macam-macam padanya.
Gayung bersambut, perasaan Inggit luluh. Tristan yang sedari dulu diagung-agungkannya kini ia lepas dan beralih ke pelukan Arya. Inggit tak lagi membenci Arya namun semakin lama semakin bucin. Bahkan, tanpa sadar Inggit menunjukkan kebucinannya di hadapan sahabat-sahabatnya dalam pesta ulang tahun Andre lewat parodi lagu anak 'Satu-Satu Aku Sayang', suatu hal yang paling ogah dilakukannya saat bersama Tristan. Duh makin gemes ye kan sama kelakuan Inggit?
Apalagi masa dimana ia benar-benar cemburu pada Karin, padahal Arya dengan tegas bahwa Karin dan dia hanya sahabat tidak lebih dan tidak kurang. Menurut saya, Prilly berhasil memerankan dengan sangat apik. Emosi yang keluar juga sangat natural begitu pula dengan guyonan recehnya, bikin auto ngakak xixixi.
Reza Rahardian pun mampu menimpali ala-ala sok cool gitu tapi tidak terlalu jomplang. Jangan lupakan si tetangga lambe nyinyir yang mulutnya gak kalah pedes dari jari jemari netizen membuat siapapun yang nonton jadi ikutan naik pitam sambil membatin 'Ih, ngapain sih dia kok julidin pernikahan Mas Arya sama Inggit melulu? Gak ada kerjaan atau kebelet nikah nih mbaknya?'
Plot cerita My Lecturer My Husband sendiri menurut saya menarik namun terasa mainstream dan klasik. Agak mirip dengan kisah cinta Aria dan Erick di Pretty Little Liars, ya walaupun eksekusi akhirnya beda. Tapi mohon maap nih untuk lembaga IMDb, kayaknya menurut saya ratingnya jangan 8,1/10 tapi cukup 7,1/10 aja.
Why? Plot cerita series ini tuh sebenernya bisa banget dikembangkan menjadi lebih unik dan segar lagi kedepannya. Misalnya, sebelum menikahkan Arya dan Inggit, orangtua Inggit membuka jalur diskusi terlebih dahulu yang saya lihat tak nampak sejak awal, Arya dan Inggit bisa diberi waktu terlebih dahulu untuk saling mengenal lebih dalam baru kemudian melangsungkan pernikahan. Dialog dengan Tristan juga saya rasa perlu ditambahkan demi menjembatani hal itu dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Di akhir cerita, Mas Arya dan Inggit bisa diceritakan sebagai couple businessman yang menjalankan suatu small company, cafe or start up bersama untuk menghilangkan citra yang dibangun ibunda Inggit bahwa "Istri harus selalu nurut suami, suami harus bisa nafkahin dan jagain istri terus sedangkan istri selalu dituntut jadi ibu rumah tangga yang baik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H