Lihat ke Halaman Asli

Maria Fillieta Kusumantara

S1 Akuntansi Atma Jaya

Sa Cap Me, Tradisi yang Nyaris Terlupakan

Diperbarui: 1 Februari 2022   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi Malam Imlek. Sumber : http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com/

Budaya Tionghoa selalu menarik untuk dikulik. Tak terkecuali perayaan tahun baru Imlek. Imlek tak hanya erat dengan tradisi kumpul keluarga saja, namun ternyata ada tradisi penting lain yang disebut Sa Cap Me. Tradisi yang berakar dari kebiasaan suku Hokkien ini dirayakan setiap malam ke 30 menjelang tahun baru. Saat Sa Cap Me, umat diwajibkan menyajikan berbagai makanan berupa nasi, lauk dan buah disertai teh dan arak yang disusun sedemikian rupa di depan altar Kwan Te Kong sembari mendoakan para leluhur. 

Lanjut ke tahapan selanjutnya, yakni Puak Poei. Bentuknya yang unik mengingatkan saya pada mainan kayu semasa kecil. Puak Poei sendiri dilakukan untuk mempersilakan dewa menikmati jamuan yang dihidangkan. Untuk melakukan Puak Poei, gak boleh sembarangan guys karna harus sesuai dengan tata caranya biar maknanya gak pudar. 

Pertama, Puak Poei harus dilakukan oleh orang yang telah cukup umur atau yang dituakan. Meski tidak ada alasan pasti, namun memilih orang yang telah cukup umur atau dituakan dianggap bisa menjadi panutan dalam hidup dan pelaksanaan sembahyang. Kemudian, Puak Poei ditangkupkan dan diputar diatas dupa dilanjutkan dengan doa. Setelah doa, Puak Poei tadi harus dilempar. Jika hasilnya Sim Poei dimana satu Puak Poei terbuka dan Puak Poei lainnya tertutup berarti dewa atau leluhur kita telah setuju dan telah memberi lampu hijau untuk lanjut ke step berikutnya.

Namun, jika hasil lemparan menunjukkan kedua Puak Poei terbuka atau tertutup (Chio Poei) artinya dewa sedang tertawa bisa karena salah sajian, salah teknik, salah pemilihan orang, dan lainnya. Terus gimana donk kalo lagi apes hasilnya Chio Poei? Tentu harus menebus kesalahan, meminta maaf dan mengulang kembali tahapan Puak Poei dari awal. 

Terakhir, saat yang paling menyenangkan : Kim Cua. Kim Cua ini bukan nama oppa-oppa Korea idola kamu ya, tapi prosesi pembakaran uang, kertas emas/perak serta baju sebagai bukti bakti kepada para dewa dan leluhur kita. Properti yang akan dibakar diletakkan di dalam tungku berapi sedang lalu arak yang disediakan dalam cawan akan disiram di luar tungku tersebut searah jarum jam sampai cawan terakhir baru deh bagi-bagi makanan sajian. Seru bukan? Sayangnya, banyak keturunan Tionghoa yang sudah sangat jarang menjalankan tradisi ini. Kalau kamu tim yang masih menjalankan Sa Cap Me atau gak nih? Atau jangan-jangan baru tau ada tradisi ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline