Lihat ke Halaman Asli

Maria Elshyana

Pustakawan

Puisi: Menunggumu, Januari di Kyoto

Diperbarui: 14 Januari 2023   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu | Ilustrasi | Foto : goabroad.com

Dingin menusuk rusuk dan belulang
angin menyapu reruntuhan salju nan melekati wajahku
Fuyu di Kyoto menemani setiap gelisahku
di tengah bulan Januari...

Kala detik-detik itu,
Cassiopeia カシッペア membawamu menuju Sapporo
meninggalkan jejak-jejak asmara dan kasmaran
yang mendekap dalam cengkeraman Fuyu

Sejenak aku hentikan langkahku...
yang limbung menahan angin,
kuusap tetapi kering...

setiap derai air mata yang jatuh menjadi membeku
yang sejatinya melawan sejuta gejolak
yang sejujurnya ingin mencoret goresan garis nasib

Kereta Api yang melalui jalur "Romantic Sakura Blossom" di Kyoto | Ilustrasi | Foto : cn.dreamstime.com

Melambungkan mimpi,
duduk dalam Shinkansen Nozomi...
melaju cepat menujumu

Tiada bisa aku memercayai,
engkau terlontar jauh dari jangkauanku...
Kutapaki setiap jalan bersemak dan berduri
yang mencabik jiwa bebasku

Kulempar potongan ranting di atap kereta,
kugoreskan kerinduan di tiap lekuknya...
Setiap goresannya merembeskan air mata,
mengalirkan gelora tak terbendung...

Kyoto Station, To-Ji Temple - Japan | Foto : Live Japan

Kelak jika ranting itu ada di lipatan iphone padmu,
kunanti engkau di tangga To-Ji Temple
kan kugelar permadani keemasan,
bertabur sakura dalam hanami
dengan secangkir matca panas kesukaanmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline