Lihat ke Halaman Asli

Musyawarah, Satu Kata Menuju Kemajuan

Diperbarui: 19 November 2017   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia, terutama warga Indonesia tentu tidak asing dengan 1 kata ini, Musyawarah. Musyawarah merupakan salah satu dari beberapa ciri khas bangsa Indonesia. Sejak zaman dahulu, warga Indonesia sudah menerapkan cara musyawarah dalam setiap rapat atau pertemuan yang ditujukan untuk memilih sesuatu. Musyawarah dilakukan untuk memilih satu dari sekian banyak pilihan yang terbaik berdasarkan keinginan para anggota yang musyawarah, karena ada banyak pilihan maka musyawarah merupakan jalan yang tepat untuk memperoleh hasil yang tepat.

Sebenernya, apa sih arti dari musyawarah itu sendiri? Musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan ( mencari jalan keluar ) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian (Wikipedia.com) Seperti dikatakan di atas bahwa musyawarah menuntut kita untuk bersikap rendah hati terhadap apapun, baik itu terhadap pendapat anggota lain ataupun terhadap keputusan yang nantinya keluar. Hasil keputusan nantinya harus dilaksanakan dengan segenap hati oleh para anggota musyawarah, baik yang setuju dari awal atau tidak.

Dalam musyawarah yang ingin dicapai dinamakan mufakat. Musyawarah dengan mufakat harus mewakili kepentingan para anggota yang mengikuti musyawarah tersebut. Dengan mendengarkan aspirasi atau suara para anggota, maka yang dicapai nantinya bisa menyebabkan terwujudnya keadilan dalam masyarakat sesuai dengan apa yang tertulis dalam Pancasila. Oleh karena hal itu, musyawarah sendiri harus dilandasi dengan semangat toleransi, rendah hati dan juga demokrasi. Toleransi artinya bisa menghargai pendapat orang lain yang diterapkan dengan tidak memotong pembicaraan anggota lain pada saat menyampaikan pendapatnya, serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Rendah hati artinya siap menerima apapun hasil keputusan ( mufakat ) dan bersedia menjalankan dengan sepenuh hati. Demokrasi mengandung makna bebas berpendapat dan berpartisipasi secara langsung dalam proses musyawarah.

Realitanya di zaman sekarang, banyak masyarakat Indonesia yang salah dalam menafsirkan arti dan makna dari musyawarah itu sendiri. Musyawarah semata-mata dilakukan hanya untuk mendapatkan keputusan tanpa mempertimbangkan semangat yang berada di dalamnya. Bahkan seringkali, dikaitkan dengan perencanaan sesuatu yang berarti sama sekali bukan merupakan makna dari musyawarah. Menghadapi salah penafisran yang seprti ini, kita sebagai warga negara Indonesia harus bijaksana dalam mengambil keputusan apakah itu merugikan orang lain atau tidak. Musyawarah juga sering dikaitkan dengan pluralisme. Singkatnya, pluralisme adalah menerima adanya perbedaan dengan cara toleransi.

Dengan banyak perbedaan yang ada di Indonesia, musyawarah seharusnya bisa menjadi salah satu jalan untuk membangun negara kita menjadi lebih maju dengan cara menyatukan peredaan-perbedaan tersebut menjadi suatu kesepakatan yang mewakili perbedaan itu semua, tentunya apabila diwujudkan maka yang tercipta adalah keadilan dan ketentraman, bukannya pertengkaran atau perpecahan. Maka dari itu, para generasi muda dituntut untuk dapat meneruskan budaya musyawarah yang menjadi ciri khas negara kita, Indonesia. Membangun Indonesia lewat perbedaan dengan cara yang indah adalah sesuatu yang unik yang dapat dimulai dari hal-hal kecil, contohnya musyawarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline