Lihat ke Halaman Asli

Berdamai

Diperbarui: 29 September 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini lengang menemani
Ingatan masa terdahulu terputar bagai kaset rusak
Perihal kegagalan, kekecewaam, penyesalan
Kini rasa itu melebur, memporak porandakan hati

Air mata bercucuran bak air terjun
Isi kepala mulai bising bagaikan burung beo
Bahu yang awalnya kuat kini mulai melemah
Rasa ingin memutar waktu semakin menguat

Kata 'andai' sudah terpikir beribu kali
Kata 'semangat' sudah tak mujarab
Kata 'tidak papa' bukan lagi peneguh
Kata 'semua baik baik saja' bukanlah lagi penguat

Rasa kalut setia mememani
Hati hancur berkeping keping
Gelisah selalu hadir
Menemani setiap insan yang belum berdamai

Kata puan dan tuan berdamai itu mudah
Nyatanya tidak semudah itu
Banyak hal yang harus di terima dalam hidup
Entah buruk atau baik, suka atau tidak

Pada akhirnya berdamai menjadi proses
Proses yang panjang dan menyakitkan
Proses yang harus dilalui tiap insan di muka bumi
Namun, pada akhirnya berdamai adalah kalan keluar terbaik




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline