Serangan jantung saat ini menjadi penyebab utama kematian pada masyarakat modern. Data WHO tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang dan salah satunya adalah Indonesia. Penyakit jantung koroner paling banyak terjadi pada usia 65-74 tahun diikuti usia 75 tahun ke atas, lalu usia 55-64 tahun ,dan terendah usia 35-44 tahun.
Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju ke jantung terhambat. (alodokter)
Karena adanya penyumbatan, serangan jantung dapat terjadi. Biasanya pasien serangan jantung mengidap penyakit jantung koroner.
Kolesterol yaitu lemak pada aliran darah atau sel tubuh yang keberadaannya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon. Kolestrol dibedakan menjadi dua, yaitu LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolestrol jahat dan HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
LDL atau kolesterol jahat dibutuhkan tubuh kita sekitar 60% - 70%. Tugas dari LDL adalah mengirimkan kolesterol ke bagian tubuh yang membutuhkan lewat arteri. Timbunan lemak yang semakin lama semakin keras dan tebal yang dinamakan arteriosklerosis akan membuat plak-plak pada dinding arteri dan mampu menyumbat saluran arteri. LDL yang optimal kadarnya dibawah 100 mg/dl.
Lalu apa bedanya dengan HDL? HDL atau kolesterol baik adalah kolesterol yang aman bagi tubuh kita walau kadarnya tinggi. HDL lebih banyak mengandung protein daripada lemak. Tugas HDL adalah "membersihkan" HDL yang terlalu banyak dan membawanya ke hati untuk diolah kembali. HDL yang banyak menjaga kita supaya tidak terkena serangan jantung. HDL yang ideal haruslah lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk laki-laki dan untuk perempuan di atas 50 mg/dl.
Seringkali kita dengar di masyarakat, seseorang yang kolesterolnya tinggi sering disebut mudah terkena serangan jantung. Sehingga kebanyakan masyarakat semakin was-was dengan si kolesterol. Kenapa bisa begitu? Untuk menjawab fakta yang ada pada masyarakat, saya akan menyuguhkan berbagai faktor-faktor penyebab serangan jantung.
Sebelumnya, gejala-gejala seseorang terkena penyakit jantung antara lain adanya rasa nyeri di dada yang terus-menerus. Ada yang merasa sangat sakit, namun pada penderita diabetes, orang tua, dan wanita terkadang tidak merasakan. Selain itu, sering sesak napas adalah indikasi lain terkena serangan jantung. Merasa lemah, mudah pusing, batuk, mudah berkeringat, dan merasa mual atau gangguan pada pencernaan. Selain itu, terkadang merasakan sakit pada bagian tubuh lainnya seperti pada lengan. Selain sakit fisik tersebut, penderita penyakit jantung juga sering merasakan gelisah dan cemas. Lalu, menurut Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Hasril Hadis, SpJP(K), FIHA serangan jantung lebih parah dari sakit jantung, misalnya mengalami sakit dada hebat, timbul mendadak, dan rasanya seperti ditekan benda berat. Menurutnya, serangan jantung bertujuan untuk melancarkan bekuan darah buntu.
Penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner karena tersumbatnya saluran pembuluh darah dari penimbunan lemak yang disebut aterosklerosis. Arteroma terdiri dari kolesterol dan bahan buangan lainnya yang mampu menyebabkan juga darah menggumpal atau trombosis.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kolesterol yang tinggi memicu penyakit jantung koroner yang biasanya menjadi cikal bakal dari serangan jantung. Kolesterol yang tinggi mampu membuat pembuluh darah semakin sempit dan semakin keras, sehingga memperlambat aliran darah menuju jantung. Karena semakin lambat, pasokan oksigen yang harus disampaikan ke jantung dan seluruh tubuh menjadi berkurang sehingga jantung harus bekerja lebih keras lagi dengan cara memompa dengan tenaga yang kuat.
Nah, karena itu kolesterol sangat mempengaruhi timbulnya penyakit jantung. Apalagi, kadar HDL yang dimiliki juga tidak pada kadar yang normal, tentunya mengakibatkan semakin cepatnya terbentuknya LDL yang hinggap di dinding-dinding pembuluh darah, tidak ada yang mampu membersihkan karena tenaga dari HDL yang sedikit juga tidak memungkinkan membawa seluruh plak-plak yang ada di dinding pembuluh menuju ke hati. Sehingga terjadi penumpukan plak yang menyebabkan menyempitnya pembuluh darah.