Pernah mendengar kata Sopi ? ya, Sopi. Salah satu minuman khas masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sopi berasal dari bahasa Belanda,”zoopje” yang artinya alkohol cair. Sopi merupakan minuman keras yang produksinya itu dengan cara penyulingan Tuak Nira.
Nira yang dipanaskan dalam sebuah periuk tertutup dengan satu lubang lalu disambung menggunakan bambu sebagai pipa penyalur ke dalam sebuah wadah. Uap yang dihasilkan oleh Nira melalui bambu mengembun menjadi cairan yang dinamakan Sopi.
Biasanya, proses penyulingan dilakukan sebanyak tiga kali. Penyulingan pertama, kedua, dan ketiga memiliki kadar alkohol yang berbeda-beda. Penyulingan pertama dikenal dengan nama "Tua Nakaf" atau "Sopi Kepala" yang memiliki kadar alkohol lebih tinggi.
Istilah yang lebih unik adalah "Bakar Menyala". Istilah ini diberikan oleh sekelompok orang karena katanya "Tua Nakaf" menghasilkan api jika dibakar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah seorang di Jurusan Kimia Undana,penyulingan pertama memiliki kadar alkohol sekitar 53% dan penyulingan kedua serta ketiga memiliki kadar alkohol yang rendah.
Di NTT sendiri,minum sopi sudah menjadi kebiasaan atau tradisi budaya turun temurun atau warisan dari nenek moyang. Pada saat ada acara adat atau acara apapun itu sopi selalu hadir sebagai pelengkap ritual adat. Dengan adanya alasan tersebut sopi ini akan tetap abadi sebagai bagian dari kerifan lokal masyarakat.
Selain sopi sebagai pelengkap upacara adat,sopi dikonsumsi sebagai penyemangat kerja. Banyak petani yang minum sopi, agar meningkatkan semangat kerjanya di ladang. Porsi konsumsinya hanya untuk kasih terang mata. Istilah “Kasih Terang Mata” maksudnya bahwa seseorang hanya meminum satu teguk atau satu sloki sopi.
Namun, sejauh mata saya memandang sopi yang dulunya digunakan dalam upacara adat dan penyemangat kerja kebanyakan sekarang disalahkan gunakan.
Sopi digunakan untuk menghilangkan stres ketika dalam masalah dan lain sebagainya. Akibatnya, konsumsi yang berlebihan ini membuat yang bersangkutan kehilangan kesadaran dan bisa berujung pada kematian.