Coronavirus Disease 2019, atau yang biasa disingkat dengan Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit inilah yang mengakibatkan pandemi Covid-19. Kebanyakan orang Indonesia menyebut Covid-19 dengan sebutan virus Corona karena lebih singkat dan lebih mudah untuk diucapkan. Seperti yang sudah kita ketahui, awal mula dari pandemi Covid-19 ini adalah karena pasar basah yang berada di Wuhan,China pada tahun 2019 lalu, kemudian semakin hari virus tersebut semakin menyebar hingga akhirnya hampir di seluruh dunia terkena pandemi yang diakibatkan oleh virus Corona tersebut. Pandemi Covid-19 ini juga sudah masuk ke Indonesia sejak awal Maret 2020 dan segala upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus yang diakibatkan oleh virus Corona tersebut.
Sepanjang bulan Maret hingga akhir penghujung 2020, sudah ada sekitar 342 orang petugas medis yang meninggal akibat Covid-19 dan ada sekitar 500 ribu orang Indonesia yang sudah dinyatakan positif terkena Covid-19. Sebetulnya, pemerintah sudah memberikan sebuah upaya dan kita tentunya sudah mengetahui hal itu, seperti dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Namun, tidak sedikit orang-orang yang mengabaikan protokol kesehatan tersebut. Masih banyak orang yang terkesan tidak peduli dengan kesehatan mereka, dengan berpergian tidak menggunakan masker dan masih banyak pula orang-orang yang selalu berkerumun, mengabaikan larangan untuk menjaga jarak satu sama lain. Hal inilah yang membuat pasien Covid-19 di Indonesia semakin hari menjadi semakin meningkat.
Bagi beberapa orang yang terinfeksi dan terbukti positif Covid-19 pasti sempat merasa seperti dikucilkan di daerah tempat tinggal mereka, karena orang-orang sekitar pastinya merasa takut jika mereka yang tidak terinfeksi akan terinfeksi oleh orang yang positif Covid-19. Tetapi, tidak semua tempat atau daerah memperlakukan pasien Covid-19 dengan cara yang seperti itu. Ada beberapa tempat dan daerah yang justru memperlakukan pasien Covid-19 dengan sangat baik, mereka selalu memberikan dukungannya agar pasien Covid tersebut merasa diterima dan berusaha merawat tubuhnya agar kembali pulih dari Covid-19. Di beberapa daerah pun, ada banyak masyarakat yang selalu setia mendukung dan menguatkan masyarakat yang positif Covid-19 dan bahkan beberapa dari mereka berusaha membantu dengan memberikan sedikit sembako, karena keluarga mereka terisolasi di dalam rumah, dan belum bisa bekerja seperti biasa.
Seperti yang kita ketahui, dampak dari pandemi Covid ini sangat luas. Tidak hanya berdampak bagi pasien dan masyarakat saja, tetapi juga sangat berdampak besar bagi para pekerja kecil dipinggiran jalan. Akibat pandemi Covid-19 ini, dagangan mereka menjadi sepi pengunjung, karena masyarakat takut jika harus berpergian keluar rumah. Perekonomian di Indonesia juga menurun serta melemah, dan hal ini juga berdampak bagi para pekerja kantoran, karena beberapa dari pekerja kantoran tersebut akan di PHK karena sistem perekonomian Indonesia yang sedang melemah ini.
Bagi sebagian orang apalagi beberapa pedagang kecil, dengan adanya pandemi Covid bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Seperti orang-orang yang berjualan makanan dipinggir jalan, mereka merasa terbantu dengan adanya ojek online yang siap mengantar makanan mereka kapan saja dan ojek online juga merasa terbantu dengan kita yang memesannya serta hanya menunggu dari rumah. Pada akhirnya, dengan adanya pandemi ini, kita sebagai manusia sebenarnya semakin dilatih lagi untuk menjadi pribadi yang saling membantu satu sama lain.
Berbicara mengenai bisnis makanan, saat ini sudah banyak sekali cafe-cafe yang dibangun di Indonesia. Hampir disetiap pinggiran jalan pasti terdapat cafe, dan bahkan di kota-kota yang kecil pun saat ini sudah mulai maju dan semakin hari jumlah cafe di Indonesia semakin banyak. Kita pasti juga tahu bahwa sebagian masyarakat akan lebih memilih untuk membeli makanan di sebuah cafe, karena tempatnya yang indah, nyaman, dingin karena terdapat sebuah AC, higienis dan memiliki tempat spot foto yang menarik. Memang benar seperti itu keadaannya, jika dibandingkan dengan pedagang kaki lima yang berada di pinggiran jalan, cafe adalah alternatif paling baik yang bisa dikunjungi saat sedang merasa lapar atau pun hanya sekedar untuk nongki saja. Tetapi, ada hal yang perlu kita sadari. Dengan banyaknya cafe yang dibangun, maka hal itu sudah membuat para pedagang kecil atau pedagang kaki lima merasa tersaingi. Masyarakat lebih memilih untuk ke cafe dan pada akhirnya pedagang kaki lima mulai kesepian pengunjung serta susah untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Di masa pandemi ini, kita juga dituntut untuk merasa prihatin dalam menggunakan dan membelanjakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan dan sebisa mungkin berhemat, karena kita belum tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir dan kapan kita bisa kembali melakukan serta melaksanakan rutinitas kita seperti semula. Meskipun kita dituntut untuk bisa berhemat dengan pengeluaran kita, tetapi kita juga harus tetap membantu satu sama lain. Mungkin teman-teman yang sering nongki di cafe, sesekali waktu bisa membantu para pedagang kaki lima dengan membeli dagangan mereka. Saya sangat yakin, walaupun hanya membeli satu buah saja, para pedagang kaki lima tersebut pasti sudah sangat berterima kasih, karena si penjual pasti masih memiliki tanggungan untuk memberi makan istri serta anak-anaknya. Beberapa karyawan yang terkena PHK dari tempat kerjanya, pasti berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hal yang paling sering dilakukan adalah dengan membuka bisnis kuliner kecil-kecilan. Kita bisa membantu mereka dengan cara membeli makanan yang mereka jual, karena beberapa pedagang kaki lima kadang tidak mendapatkan satu pun pelanggan. Lalu, jika tidak ada pelanggan yang mau membantu dengan membeli dagangannya, bagaimana ia bisa menghidupi keluarganya?
Dengan adanya pandemi, kita diberikan pengalaman yang cukup berharga. Kita sebagai orang yang memiliki hidup berkecukupan harus bisa bersyukur karena, diluar sana masih banyak orang yang hidupnya lebih berat dibandingkan kita. Tidak ada salahnya, jika kita membantu saudara-saudara kita yang berusaha keras berjualan hanya untuk menghidupi keluarga mereka. Maka dari itu, dengan adanya pandemi, kita jangan menjadi pribadi yang menutup diri dan tidak peduli kepada sesama. Ada kalanya kita harus berpikiran terbuka serta tetap mensyukuri hidup kita dan tidak lupa untuk selalu membantu satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H