Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Pelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Diperbarui: 20 November 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam bukunya Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4 , Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa "Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat" . 

Filosofi KHD ini mengamanatkan bahwa murid haruslah mendapatkan kebahagiaan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Untuk itu murid harus diberikan kesempatan ikut merancang pembelajaran yang akan dilakukannya. Sehingga murid merasa memiliki terhadap proses pembelajaran tersebut.

Dalam modul 3.3 Pendidikan Guru Penggerak kondisi tersebut diistilahkan sebagai "Student Agency" atau bila diterjemahkan adalah Kepemimpinan Murid.

Student Agency adalah Kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Ada beberapa keuntungan bila menerapkan Student Agency dalam proses pembelajaran diantaranya murid akan termotivasi dan aktif dalam pembelajaran yang dilakukannya. Melalui proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar).

Pada dasarnya kepemimpinan murid merupakan kemampuan murid dalam mengungkapkan gagasan-gagasan yang mengarahkan proses pembelajarannya sendiri, mengkomunikasikan gagasan dan membuat pilihan-pilihan dalam proses pembelajaran. Pada saat murid menjadi pemimpin/student agen, sebenarnya mereka memiliki suara(voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership)dalam proses pembelajarannya sendiri. 

Kepemimpinan murid dapat tercapai jika pendidik dapat mendorong munculnya tiga aspek tersebut. Peran pendidik hanya menfasilitasi dengan mencipatakan lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Dengan tumbuhnya kepemimpinan murid maka visi Indonesia untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila pada diri murid pun akan tercapai.

Untuk mewujudkan Student Agency perlu adanya dukungan lingkungan dan peran keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Guru harus memiliki paradigma yang benar tentang hubungannya dengan murid yaitu hubungan "kemitraan". Sehingga dapat berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka.

  • Bagaimanakah cara untuk mewujudkan Student Agency  dalam kegiatan di sekolah? Pertanyaan inilah yang akan muncul dan harus mampu dijawab.
  • Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya tidak hanya membekali muridnya dengan pengetahuan saja. Faktanya saat mereka berinteraksi di tengah temannya atau di tengah masyarakat maka yang diperlukan adalah kemampuan mendengarkan, memahami orang lain, mengambil keputusan , kreatif dan inovatif dalam berpikir.
  • Maka sekolah harus mampu mewujudkan kemampuan tersebut dalam diri murid . Dengan cara merancang program yang dapat menumbuhkan kemampuan-kemampuan tersebut.  Baik sebagai program intrakurikuler, kokurikuler atau ekstrakurikuler. Program yang dirancang haruslah berpihak pada murid dan menunjukkan kepemimpinan murid .
  • Namun tentu saja hal ini tidaklah mudah. Perlu kerjasama dari semua pihak.
  • Misalnya bila program ini akan diterapkan di sekolah saya maka tantangan yang kemungkinan akan dihadapi adalah
  • Rendahnya kemampuan murid untuk  berpikir kritis sehingga akan mempengaruhi proses diskusi dan pengambilan keputusan.
  • Kurangnya sarana yang dapat  membantu murid menyampaikan pendapatnya
  • Kultur yang ada di sekolah bahwa pengambilan keputusan biasanya dilakukan satu arah yaitu dari pihak guru saja.
  • Bapak/ibu guru yang ingin prosesnya berlangsung dengan cepat sehingga terjebak dengan proses pengambilan keputusan sepihak lagi.

Dari semua tantangan yang kemungkinan muncul bila akan diterapkan Student Agency maka solusinya adalah:

  • Perlu dukungan dari Kepala Sekolah untuk pelaksanaan program ini. Kepala Sekolah sebagai pimpinan dapat mengambil kebijakan strategis sehingga semua bisa menerapkan Student Agency ini.
  • Dilaksanakan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah baik murid, guru maupun tenaga pendidikan sehingga semua pihak faham yang dimaksud dengan Student Agency dan siap untuk mewujudkannya
  • Berkolaborasi dengan semua pihak
  • Proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah juga mengarah kepada kepemimpinan murid dengan melibatkan mereka dalam menentukan proses pembelajarannya, serta senantiasa meningkatkan taraf berpikir murid dengan cara memberikan mereka "permasalahan" yang akan didiskusikan secara berkelompok. Sehingga mereka akan terbiasa untuk berpikir kritis , menghargai pendapat dan kemampuan mengambil keputusan.
  • Dari pengalaman yang saya alami tantangan yang paling sulit adalah sikap para guru yang terkesan tidak mau 'direpotkan' dengan proses yang lama. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih banyak diputuskan sendiri tanpa melibatkan murid. Mereka masih menempatkan murid sebatas objek pembelajaran.

Untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam penerapan Kepemimpinan Murid ini , maka perlu mengkaitkan materi modul 3.3 dengan modul yang lain dalam Pendidikan Guru Penggerak. Adapun keterkaitannya tergambarkan pada filosofi Ki Hajar Dewantara.  

" Pendidikan merupakan upaya mengelola segala kekuatan dan potensi yang ada  melalui tuntunan, sehingga murid bisa bertumbuh dengan bahagia menjadi manusia seutuhnya sesuai kodrat, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline