Tak terasa waktu berpuasa bergulir begitu cepatnya. Kan kusongsong sebelas hari lagi hari nan Fitri. Hari yang dinanti-nanti umat muslim di seluruh dunia. Masa puasa di saat pandemi sarat akan makna kehidupan.
Masa pandemi telah menghempas nadi kehidupan masyarakat secara luas. Perekonomian keluarga terpuruk. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan demi tetap terjaganya roda kehidupan.
Tantangan demi tantangan telah menciptakan inisiatif dan kreatifitas warga dalam memutar roda ekonomi keluarga. Mencoba untuk bertahan adalah yang terbaik.
Dan kini di tengah situasi yang semakin optimis akan membaik. Tentu ini harapan mita semua. Walaupun berita di India bagai petir yang menakutkan kita. Namun jangan lengah. Kita harus mampu menjaga apa yang sudah kita capai.
Gotong royong bahu membahu dan sikap saling pengertian adalah kunci kesuksesan untuk bangkit bersama.
Bayangan silaturahmi saling memaafkan di hari Lebaran memang tidak bisa dilakukan seperti dua tahun lalu. Dua kali lebaran kita dihadapkan pada masa pandemi tak berkesudahan.
Namun demikian tidak usah gundah kecewa apalagi bersedih hati. Jaman sudah semakin modern. Kita tetap bisa bersilahturahmi lewat media yang ada.
Silahturahmi adalah milik kita bangsa Indonesia. Semua melebur menjadi satu tanpa ada pembedaan. Semua saling menyapa tanpa melihat suku ,ras ,agama ataupun kaya miskin.
Inilah indahnya keberagaman di Indonesia. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kita jadikan perbedaan menjadi suatu kekayaan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.
Mari kita songsong hari Raya Idhul Fitri lewat kebersamaan dan kerukunan dalam keberagaman.