Saya berlangganan "Good Character Monthly News Letter". David & Freddy mengirimkan tulisan mereka edisi November ini tentang hasil survei mereka atas pertanyaan: "What is a grownup, and how do you know when you are one?"
The big kids, in the age range of, say, 10-15 years, mostly thought of a grownup as someone who has assumed responsibility for his or her own life. No more relying on Mom & Dad for the basics. The older teens and early 20s crowd expanded on that a bit, suggesting that a grownup is someone who takes responsibility for more than just him/herself, but for other people, as well—like family, for example. The older age groups further broadened the tent to include responsibility for their community, for their country, for the planet, and so on...
Yang sangat mengejutkan adalah penemuan saya atas sebuah kesadaran bahwa jika mengajar adalah sebuah ekspresi atas rasa tanggung jawab saya sebagai manusia dewasa, habitus mengajar yang mana yang telah saya tampilkan selama ini? Mengajar yang bukan sekadar mengajar. Bagaimana sikap, kata-kata positif saya pada setiap murid, bagaimana saya mempersiapkan setiap materi yang hendak disampaikan, mengoreksi hasil pekerjaan mereka, sejauh mana saya membantu mereka yang terlemah di kelas untuk mengalami kemajuan langkah demi langkah... dan seterusnya.
Bersyukur saya diberi peluang oleh semesta ini menjadi seorang guru karena dari situ saya banyak pula diberi kesempatan untuk 'mengukur' responsible behaviors saya. Dari situ saya melatihkan kebiasaan tanggung jawab ini pada anak didik saya.
Apa pentingnya itu bagi mereka? Otak seorang remaja belum mampu mengambil keputusan dengan bijaksana. Mereka masih bertumbuh dan belajar dari lingkungannya. Dan mereka membutuhkan lingkungan orang dewasa yang bijak untuk membantu mereka berkembang penuh. Kelak mereka akan menjadi dewasa, menjadi bagian dari komunitasnya dan planet bumi ini. Mereka akan disebut manusia utuh, matang bila perilaku tanggung jawab ini mereka hidupi bagai menghirup nafas. Kehidupan sosial manusia pun akan berjalan sehat, aman, dan menyenangkan. Sebaliknya manusia egois, yang memikirkan kepentingan dirinya sendiri adalah perusak bagi kehidupan orang lain. Dan GURU adalah salah satu ROLE MODEL yang sangat penting yang para remaja lihat setiap harinya. Semoga rekan-rekan GURU tercinta melihat ini sebagai peluang emas yang tak ternilai, yang bisa jadi lebih mewah dari profesi lainnya.
Ria Santati, 15 November, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H