Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang populer dan mudah dibudidayakan. Jamur tiram bukan hanya lezat dan bergizi, tetapi juga sangat serbaguna. Namun, meskipun potensinya besar, banyak produk berbasis jamur tiram yang kurang inovatif. Masyarakat desa mungkin belum mengetahui inovasi pembuatan olahan jamur tiram karena beberapa alasan. Faktor utama bisa meliputi kurangnya akses informasi, minimnya promosi atau sosialisasi, serta keterbatasan sumber daya untuk mengikuti perkembangan teknologi. Selain itu, kebiasaan dan budaya lokal sering kali mempengaruhi penerimaan terhadap metode baru.
Sebagian besar produk jamur tiram yang ada di pasaran masih terbatas pada bentuk dasar seperti jamur tiram segar, dan beberapa produk olahan sederhana seperti kripik jamur. Kurangnya keberagaman dalam produk olahan ini membatasi pilihan konsumen dan potensi pasar.
Kurangnya inovasi dalam produk jamur tiram menunjukkan adanya peluang besar untuk peningkatan di berbagai aspek. Dengan investasi lebih dalam riset dan pengembangan, pemanfaatan teknologi yang lebih baik, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar, industri jamur tiram dapat berkembang menjadi sektor yang lebih dinamis dan menarik. Mengatasi keterbatasan ini tidak hanya akan meningkatkan keberagaman produk, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan cerdas.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan keberagaman produk olahan jamur tiram. Jamur tiram memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai sumber kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan budidaya yang mudah dan biaya produksi yang terjangkau, serta berbagai olahan yang memiliki nilai jual tinggi, usaha jamur tiram bisa menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat secara luas. Pengembangan usaha ini juga bisa menjadi salah satu jalan keluar bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi global, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru yang berkelanjutan.
Dengan melihat adanya keterbatasan olahan jamur tiram yang dibuat warga desa Sidomulyo, Maria Magdalena Riyaniarti selaku dosen dari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri (IIK Bhakta Kediri) sekaligus ketua Hibah Pengabdian Masyarakat dari DRTPM tahun 2024, program Pemberdayaan Masyarakat Kemendikbudristek mengambil inisiatif untuk merangkul warga desa kelompok produktif dalam membuat inovasi olahan jamur tiram.
Bersama tim, berinisiatif dan merangkul ibu-ibu kelompok UMKM dan ibu-ibu anggota kelompok Dewi Jamur di desa Sidomulyo Kabupaten Kediri. Kami berharap masyarakat lokal dapat berpartisipasi di dalam pembuatan inovasi olahan jamur tiram. Di sisi lain, kegiatan ini diterima dengan tangan terbuka oleh bapak Kepala Desa Sidomulyo Bapak bambang Erwanto, ST. beserta support yang luar biasa dari ibu Kepala desa Sidomulyo Kabupaten Kediri, yang menyatakan bahwa kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat inovsi olahan jamur tiram dari warga desa Sidomulyo.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan terhadap inovasi olahan jamur tiram ini adalah mengajari ibu-ibu dalam pembuatan sabun dari jamur tiram, abon dari jamur tiram, MSG alami dari jamur tiram serta pembuatan pupuk dari limbah baglog jamur tiram, mulai dari pembuatan sampai pengemasan produk. Serta berbagi ilmu dalam memasarkan produk melalui live streaming di shopee. Harapan kami melalui kegiatan ini, adanya sinergi bersama kelompok produktif dalam inovasi olahan jamur tiram menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas.
Dengan pendekatan yang terencana dan kerja sama yang erat, manfaat dari sinergi ini dapat dirasakan oleh semua pihak mulai dari produsen hingga konsumen. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah dari jamur tiram tetapi juga berkontribusi pada pengembangan industri pangan yang lebih berkelanjutan dan inovatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H