Lihat ke Halaman Asli

Lumpur di Korea Menjadi Wahana Gembira?

Diperbarui: 11 November 2020   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kita mendengar kata "Lumpur" tentu saja yang akan muncul dibenak kita pasti kotor, bau, bahkan sebagian ada yang merasa bahwa lumpur itu menjijikan. Tapi tau gak sih?, di negara Gingseng yaitu Korea, lumpur justru dijadikan sebagai bahan utama atau wahana untuk sebuah festival besar. Acara tersebut dikenal dengan "Boryeong Mud Festival" yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1998 hingga sekarang. 

Festival ini setiap tahunnya selalu diselenggarakan dan setiap pengunjung yang datang dapat sepuasnya bermain lumpur sambil menikmati musim panas. 

Berbagai layanan menarik dapat dinikmati oleh pengunjung seperti Self-Massage (pijit Lumpur), Mud Slide (seluncuran dengan lumpur), Mud Run (semacam lomba lari cepat ditengah lumpur), hingga berendam dengan lumpur. Kemudian disore hari, mata setiap pengunjung dimanjakan dengan keindahan kembang api yang sangat meriah.

Tradisi unik masyarakat Korea ini biasanya dilaksanakan di Pantai Daecheon, Chungcheongman-do. Pantai ini merupakan salah satu pantai terbesar di pesisir barat Korea dan memiliki lumpur yang kaya akan nutrisi sehingga memiliki banyak sekali manfaat untuk kulit. 

Beberapa manfaat dari lumpur yaitu dapat meredakan stress, melegakan nyeri otot, memberikan efek relaksasi, dan sebagainya karena didalam lumpur terkandung zat antiinflamasi. 

Festival Lumpur tersebut . tidak hanya dihadiri masyarakat Korea saja akan tetapi masyarakat asing diseluruh penjuru dunia ikut hadir dalam festival tersebut. 

Hal tersebut secara langsung memperkenalkan tradisi unik dan menyenangkan di Korea selatan pada masyarakat asing. Bagaimana menarik bukan? Jika kita menghabiskan musim panas di Korea.

Jika kita kaitkan dengan Indentitas budaya, merupakan suatu hal yang penting mengenai konsep jati diri seseorang ketika melakukan interaksi atau komunikasi dengan orang lain. Biasanya suatu identitas budaya seseorang dapat dilihat dari segi gaya bicara, wajah, warna kulit, kartu identitas, dan masih banyak lagi, semua itu dirangkum dalam identitas rasial, regional dan lain-lain. 

Di Festival tersebut tampak banyak sekali cara-cara untuk membangun dan melakukan identitas budaya. Hal ini tampak ketika turis-turis yang berdatangan melakukan interaksi baik dengan petugas maupun dengan pengunjung yang lain. 

Misalnya ketika ada petugas yang ramah atau ingin berbasa-basi dengan turis lain pasti mereka akan bertanya dari negara mana mereka berasal? Apakah menghabiskan musim panas di korea menyenangkan? dan masih banyak lagi. 

Dengan saling berinteraksi secara singkat mereka akan saling mengetahui identitas satu sama lain. Boryeong Mud Festival menjadi salah satu bukti identitas budaya dari negara korea karna menjai ciri khas yang diselenggarakan setiap tahun dan hanya ada di Korea Selatan saat musim panas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline