Lihat ke Halaman Asli

Maria Nurani

Sustainability professional dan pengurus beberapa organisasi di bidang sustainability, smart city, sosial dan penanggulangan bencana. Saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di bidang kajian stratejik dan global di Universitas Indonesia, dengan fokus riset mengenai corporate sustainability transformational change

Kesetaraan Gender: #BusinessResponsibility #IndividualResponsibility"

Diperbarui: 24 Mei 2018   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

8 Maret 2015. Meghan Markle berpidato pada UN Women Conference di New York. Ditilik dari tanggalnya, saat itu dia pasti belum berkencan dengan Pangeran Harry. Eh sebentar... bukan itu yang mau saya bahas di sini.

Dalam rangka Hari Perempuan Internasional, Meghan menceritakan pengalamannya ketika berumur 11 tahun. Ia masih duduk di bangku sekolah dasar, tetapi apa yang dilakukannya mampu membuat perubahan besar.

Ada beberapa hal menarik dalam cerita ini. Kesetaraan gender. Business/corporate responsibility. Individual responsibility. Vulnerable group. Equity.

Meghan jelas bicara soal kesetaraan gender. Yang bikin keningnya berkerut kala itu adalah tagline "Women all over America, are fighting greasy pots and pans" dalam iklan sabun cuci piring di TV.

Tambah ga terima ketika dua teman laki-lakinya bilang bahwa tempat perempuan memang di dapur, dia membulatkan tekad untuk melakukan sesuatu. Meghan menulis surat, meminta kata "women" diganti dengan "people". Lha iya, yang cuci piring kan bukan cuma perempuan. 

Kalau kamu perusahaan besar, diprotes anak kecil... kira-kira apa reaksimu? Melambaikan tangan? Untung Procter & Gambler (P&G) bukan kamu! Mereka memenuhi permintaannya. Kata "women" diganti dengan "people".

Saya belum menemukan cerita dari sudut pandang P&G. Sustainability report pertamanya dibuat tahun 1999, menggantikan Environmental Progress Report yang rutin dirilis sejak 1993. Tidak ada info mengenai isu ini dalam laporan-laporan dan website-nya.

Sepertinya P&G tidak menyadari apa yang dilakukannya pada tahun 1993 itu adalah contoh baik penerapan CSR (corporate social responsibility). Contoh yang patut diceritakan dalam laporan dan materi komunikasi perusahaan, supaya orang tidak berpikir CSR itu dana... dana...dana. CSR itu ya yang seperti ini. Manajemen dampak, mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.

Wajar sih. Standar internasional mengenai tanggung jawab social baru dirilis tahun 2010 oleh the Organization of International Standards. Standar bernomor ISO 26000 tsb menyatakan bahwa diskriminasi gender, mekanisme penanganan keluhan (grievance mechanism), dan pemasaran adalah juga isu tanggung jawab sosial yang termasuk dalam subjek inti "Hak Asasi Manusia" dan "Isu Konsumen". 

Respon positif yang diberikan oleh P&G kepada Meghan kecil patut diacungi jempol. Kata "responsibility" memang dapat diartikan sebagai "Respond ability = kemampuan untuk merespon". P&G mampu merespon dengan baik keluhan pemangku kepentingannya.

Lebih istimewa lagi karena anak-anak biasanya dikategorikan sebagai vulnerable group(kelompok rentan) yang sering diabaikan. ISO 26000 menyatakan dengan jelas bahwa pemangku kepentingan perusahaan bukan hanya yang memiliki powerdan legitimasi tinggi saja, tetapi juga kelompok rentan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline