Pernahkan anda bertemu atau berteman dengan orang yang memiiki perilaku Narsistik. Kurang lebih mungkin sudah pernah merasakan diperlakukan tidak adil ataupun merasa dihina? Mengapa orang dengan sifat narsistik cenderung memiliki ketidakmampuan untuk melihat atau mengakui kesalahan mereka dan sering kali fokus pada diri mereka sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain?
Perilaku narsistik sering kali muncul karena pengalaman masa kecil, dan lingkungan sosial yang membentuk kepribadian mereka. Rasa tidak aman atau perasaan rendah diri yang mendalam bisa mendorong orang dengan sifat narsistik untuk membangun citra diri yang sangat tinggi. Mereka membutuhkan pengakuan eksternal dan pujian yang berlebihan untuk merasa berharga. Dalam pikiran mereka, validasi ini adalah satu-satunya cara untuk merasa cukup atau berharga.
Meskipun mereka tampaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sebenarnya mereka sangat rentan terhadap kritik atau penolakan. Oleh karena itu, mereka berusaha keras untuk menciptakan citra yang sempurna dan mendapatkan perhatian terus-menerus untuk menutupi rasa tidak aman mereka. Biasanya mereka ingin merasa eksis ingin punya teman yang banyak, memberikan sesuatu tetapi banyak sekali tujuan di belakang itu juga sangat manipulatif.
Mereka ingin mengendalikan bagaimana mereka dipandang oleh orang lain, dan mereka cenderung menggunakan taktik manipulasi untuk menjaga kontrol tersebut. Mengendalikan bagaimana orang lain melihat mereka memberi mereka rasa kekuatan dan rasa aman. Mereka bisa menggunakan taktik seperti gaslighting (memutarbalikkan kenyataan atau membingungkan orang lain), memanipulasi perasaan orang, atau mengisolasi orang untuk memastikan mereka tetap menjadi pusat perhatian
Contohnya dalam Mengisolasi orang yang dilakukan oleh karakter narsistik: Dalam suatu kantor ada seseorang yang lumayan dekat dengan petinggi , dilalah karena memiliki sifat narsistik mengajak orang- orang untuk memusuhi seorang pekerja dimana orang ini bekerja dengan performa baik atau bisa dikatakan rajin untuk menjadi musuh bersama. Sering menghina dan melihat pekerja lain dari segi ekonomi juga melihat rendah level, dimana orang tersebut tidak pernah menggangu dan membantu banyak pekerjaan teman lainya.
Melatih mental untuk menghadapi orang dengan sifat narsistik memang memerlukan kesabaran, ketahanan emosional, dan pemahaman yang mendalam tentang perilaku mereka. Orang dengan sifat narsistik, terutama yang memiliki gangguan narsistik kepribadian (NPD), bisa sangat manipulatif, egois, dan sering kali tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mengahadapi orang Narsistik antara lain :
- Pahami Karakteristik Narsistik: Mengerti bahwa orang narsistik cenderung memiliki kebutuhan besar akan validasi eksternal, kesulitan dalam berempati, dan tidak suka menerima kritik. Ini membantu Anda tidak mengambil tindakan atau kata-kata mereka secara pribadi.
- Kenali Taktik Manipulasi: Narsistik sering menggunakan taktik manipulatif seperti gaslighting, memutarbalikkan fakta, atau memainkan peran korban untuk mengalihkan perhatian dari kesalahan mereka. Dengan mengenali pola ini, Anda bisa lebih waspada dan tidak terjebak dalam permainan emosional mereka.
- Latih diri Anda untuk berkata tidak. Ini bukan hanya tentang mengatakan "tidak" kepada mereka, tetapi juga tentang mengatakan "tidak" kepada hal-hal yang merugikan Anda secara emosional, seperti permintaan yang tidak adil atau perilaku yang merendahkan.
- Jaga jarak emosional: Salah satu cara yang efektif untuk melindungi mental Anda adalah dengan menjaga jarak emosional. Ini berarti Anda tidak perlu terjebak dalam perasaan atau permainan emosional yang mereka buat
- Orang narsistik sering kali berusaha untuk memancing emosi Anda, baik itu dengan kritik yang merendahkan, pujian berlebihan, atau bahkan penghinaan. Latih lah mental untuk tetap tenang
- Anda tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, tetapi Anda bisa mengontrol cara Anda meresponsnya. Fokuslah pada kontrol diri Anda, bukan berusaha mengubah atau memperbaiki orang narsistik tersebut.
Perilaku narsistik sering kali adalah hasil dari gabungan berbagai faktor, termasuk pengalaman masa kecil, kecenderungan pribadi, dan pengaruh sosial. Di balik sikap arogan dan tampaknya percaya diri, sering kali tersembunyi ketidakamanan dan kecemasan yang mendalam. Mereka tidak tahu bagaimana menghadapi perasaan tersebut dengan cara yang sehat, dan sebagai gantinya, mereka membangun "cangkang" narsistik untuk melindungi diri mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H