Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Mereka yang Kesepian Berkumpul di Mal dan Tempat-Tempat Makan

Diperbarui: 9 Agustus 2024   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://parstoday.ir/

Tampaknya ramai bisa berkumpul dengan teman, kerabat, atau rekan kantor di tempat makanan, namun sesungguhnya mereka datang untuk makan bareng atau nongkrong karena kesepian. Memang aneh, ramai tapi sepi. Inilah hukum tarik menarik yang sesungguhnya, energi kesepian menarik yang sejenis. 

Ketika kita merasa kesepian sesungguhnya sedang energy deficiency atau kekurangan energi. Oleh karena itu, mereka mengajak orang atau teman untuk berkumpul di tempat makan. Tetapi yang sangat aneh bin lucu adalah ketika mereka sudah duduk bareng pun sebenarnya tidak bareng juga. Mengapa?!!!

Karena setiap orang memegang hape atau alat komunikasi lainnya. Inilah yang disebut berjumpa tetapi tidak bertemu. Tubuh 'tampaknya' berdekatan, makan bareng serta tertawa, namun tidak lepas dari kontrol media sosial. Sungguh ironis pandangan ini. Setiap orang yang memegang gadget sedang atau berselancar dengan dunianya sendiri. Inilah penyakit masyarakat yang memang belum mengerti juga bahwa ada sesuatu dalam diri yang bisa memberikan kepuasan. 

Obrolannya juga hanya berkisar pada makanan, obat, atau dunia hiburan. Singkat kata segala sesuatu yang tampaknya bisa bertahan selamanya, namun semua benda hanyalah bersifat sementara. Yang menjadi pokok perbincangan tampak indah, enak, nyaman bagi indrawi.

Kelompok lain yang suka menyendiri 'tampak' kesepian bagi mata dunia, namun sesungguhnya mereka tidaklah kesepian. Singkat kata, menyepi/menyendiri atau memang kesepian, selain diri sendiri yang mengukur, juga tampak dari luar saat berkumpul. Lokasi atau yang diperbincangkan. Mereka yang bisa menyadari bahwa rasa puas tidak dapat diperoleh di luar dari segala sesuatu yang senantiasa berubah telah menemukan sandaran yang tidak berubah, Dia Hyang Abadi.

Nah mereka yang suka menyendiri atau aloneness akan berkumpul dengan yang sejenis pula; balik lagi ke hukum tarik menarik. Yang dibicarakan atau menjadi pokok bahasan juga amat sangat berbeda. Esensi kehidupan serta tujuan hiduplah yang menjadi pokok bahasan. Tempat-tempat berkumpul tidak lagi menjadi penting, bahkan tempat yang disukai kelompok ini seringkali dianggap aneh bagi mata awam. 

Di atas segalanya, memang inilah keragaman dunia. Ada yang tampaknya suka keramaian, namun hatinya tetap saja merasa kesepian. Ada juga kelompok yang dalam pandangan awam mereka 'tampak' kesepian, namun sesungguhnya mereka menganggap bahwa berselancar ke dalam diri jauh lebih indah dan ramai daripada berselancar di dunia maya. 

Setiap orang memiliki kebebasan memilih, karena memang semuanya adalah Dia yang bermanifestai untuk merasakan pengalaman barang ciptaanNya sendiri. Yang patut jadi barang renungan adalah pengakuan bahwa sisi kebenaran bisa dilihat dari berbagai sisi. 

Inilah keindahan dunia, keberagaman itulah keindahan yang tak terkatakan. Saat kita menutup diri terhadap keberagaman, kita sedana dalam kesepian diri alias kekurangan energi. Ia belum memahami bahwa kekuatan diri tidak berada di luar, lalai bahwa dalam dirinya sendiri terdapat sumber kekuatan Hyang Ilahi..........  

https://parstoday.ir/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline