Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Sangat Mudah Menengarai Kecendrungan Watak

Diperbarui: 28 Juli 2024   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://hotyogaglasgow.com/

Tidak perlu tanya kepada 'orang pintar' atar siapa pun untuk menengarni atau mengetahui watak atau sifat seseorang. Yang perlu kita perhatikan terutama adalah diri kita sendiri. Dengan mengerti kelemahan dari sifat buruk yang kita miliki, kita dengan mudah mengantisipasi agar sifat buruk yang kita miliki tidak semakin berkembang. Bila kita tidak menyadari adanya kecenderungan keburukan dalam diri kita, pengalaman buruk akan menimpa diri kita.

Satu hal penting yang mesti disadari adalah bahwa keberadaan kita di bumi dapat dipastikan tidak suatu kebetulan, tetapi mesti ada tujuan atau purpose of life, tanpa memahaminya berarti kita menyia-siakan keberadaan di bumi. Yang mengerikan atau menakutkan  adalah menjadi budak nafsu saja. Lantas apa bedanya dengan hewan bila keberadaan kita di bumi hanya untuk makan, minum, seks, serta tidur/kenyamanan tubuh saja?

Namun demikian, yang saya sampaikan di atas pun tidak salah, karena setiap orang memang memiliki kebebasan untuk melakukannya. Janganlah play God, memang siapa saya? Tuhan atau God saja tidak memaksa untuk menjadi baik atau menyadari tujuan keberadaan setiap orang di bumi. Saya ingat yang pernah disampaikan Guru saya : "Setiap orang memiliki peran masing-masing untuk barmain sandiwara di atas panggung pertunjukan dunia ini." Ada yang memang berperan sebagai pelaku yang tidak selaras dengan alam atau adharma, ada yang diberikan peran sebagai pelayan alam atau hidup selaras dengan alam.

Dengan adanya berbagai peran, maka panggung pertunjukan sandiwara menjadi sangat menarik. Bisa dibayangkan bila kita menonton sandiwara atau sinetron semua pemain memerankan orang baik. 

Sangat membosankan, dapat dipastikan tidak ada iklan atau sponsor yang mau mendanai. Panggung sandiwara atau sinetron menjadi menarik bila emosi penonton naik dan turun; sedih dan gembira. Demikian juga permainan sandiwara di dunia ini.

Mereka yang diberikan peran sebagai penentang kebaikan atau yang selaras dengan sifat alam bagaikan ekor aning. Bagaimanapun kita berupaya meluruskan ekor anjing, bahkan dengan memasukkannya ke dalam pipa agar lurus, begitu pipa dicopot, ekor anjing pun kembali bengkok.Pertanyaannya : "Bukan kah tidak adil?" Ini menurut pikiran manusia, tetapi Tuhan atau God yang berkehendak demikian.

Oh ya sampai lupa tentang topik pembahasan........

Nah berkaitan dengan penyebab keberadaan kita di bumi sesungguhnya sangat berkaitan erat. Kita lahir ke dunia telah membawa watak atau sifat bawaan dari kehidupan masa lalu. Bila kita pada kehidupan sebelumnya memiliki watak yang sadis atau kejam, kita sangat cocok atau memiliki kecendrungan suka melihat atau menonton segala hal yang berbau kekerasan atau kesadisan.

Sebagai contoh, seseorang yang sangat suka melihat hewan dipukuli atau disiksa berarti memang ada sifat suka berbuat kekerasan terhadap sesamanya. Hal ini bisa terkait dengan kehidupan dahulu/sebelumnya. Karena orang tersebut percha disiksa atau mengalami tindakan atau perbuatan kekerasan, maka ada keinginan untuk membalas. Inilah hukum The Law of Attraction atau hukum tarik menarik. Ada kekerasan dalam diri tentu menarik kekerasan yang ada di luar diri.

Oleh karena itu, kita harus waspada bergaul dengan orang di sekitar kita. Karena lingkungan kita merupakan medan energi yang sangat mungkin membawa atau membangunkan sifat buruk dalam diri kita. Ingatlah bahwa perbuatan buruk amat mudah menular, karena memang adanya sifat negatif atau buruk kita mesti berada di bumi lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline