Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Kematian Hanyalah Mitos

Diperbarui: 23 Juli 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://misekta.id/

Saya sangat percaya akan banyak orang amat sangat tidak setuju dengan judul atau tema di atas. Baiklah, mari kita bedah alasan mengapa saya pilin judul atau tema di atas. Saya sangat menghargai bila ada yang berkenan memberika komentar serta memberikan masukan mengenai alasan yang saya jelaskan berikut di bawah ini....

Kertika seseorang meninggal dunia, mungkin bisa dari segi brain death, karena terkadang atau bahkan banyak kasus di rumah sehat, tampaknya seseorang jantungnya masih berdetak pada layar monitor, namun sesungguhnya rohnya telah meninggalkan tubuh. Keadaan ini sangat mungkin, karena tidak ada monitor yang bisa menunjukkan tentang otak. Yang bisa diperiksa melalui monitor adalah detak jantung. Detak jantung bisa tetap bertahan dengan bantuan alat bantu yang dihubungkan dengan tubuh tersebut.

Bila seorang dokter yang berpengalaman bisa mengerti keadaan seorang pasien. Oleh sebab itu, para dokter yang berpengalaman segera membuka segala alat tersebut. Karena sesungguhnya, semakin lama alat dipasang juga membuat biaya semakin membengkak. Tidak ada alat yang gratis di rumah yang katanya sehat.

Roh yang terdiri dari pikiran/mind serta perasaan, keinginan yang belum terpenuhi pergi dari tubuh. Karena otaknya telah tidak berfungsi lagi, sehingga mau tidak mau suka tidak suka tubuh halusnya juga pergi. Otak adalah perangkat keras yang digunakan oleh pikiran/ mind untuk mengekspresikan diri, tanpa ada otak dengan sendirinya pikiran tidak memiliki alat untuk tetap bertahan. Jantung serta perangkat organ dalam bisa terus berdetak, walaupun memang ada jangka waktunya (sementara).

Tubuh yang ditinggalkan oleh roh dianggap mati, kemudian dikuburkan. Tubuh ini secara alami akan terurai. Kemudian diserap oleh tanaman. Tanaman dikonsumsi oleh manusia. Betu-betul proses fisik murni. Inilah proses alami, jadi yang ada adalah proses penguraian. Pernah kah kita sadar bahwa sebenarnya kita telah berganti tubuh beberapa kali?

Dalam ilmu kedokteran disebutkan bahwa setiap sel akan berganti setiap 5-7 tahun sekali. Bila usia kita saat ini 60 tahun, tanpa disadari kita telah berganti tubuh 6-7 kali. Dengan kata lain, tubuh yang dilihat pada photo usia 5 tahun, sesungguhnya bukanlah tubuh kita saat ini. Sesungguhnya yang ada hanyalah kenangan dari ingatan kita. 

Hal yang sama juga bisa terjadi ketika mesti meninggalkan panggung pertunjukan. Si tubuh halus atau roh meninggalkan tubuh kasar untuk mengalami pengujian atas segala yang diperbuatnya di selama hidupnya di dunia. Sebagaimana pernah saya bahas pada artikel sebelumnya, bila tidak lulus dalam arti selama berada di dunia tidak sesuai dengan janjinya sebelum lahir, maka aka ada tawaran untuk melakukannya perbaikan atau remedy. Si roh cari tubuh baru dengan masuk ke dalam rahim seorang wanita.

Saya ingat Salah Satu ayat di Bhagavad Gita : 

"Tidak pernah ada masa ketika Aku, engkau, atau para pemimpin yang sedang kau hadapi saat ini tidak ada, tidak eksis. Tak akan pula ada masa ketika kita semua tidak ada, tidak eksis lagi."

Dengan kata lain, hanya berganti tubuh saja serta perannya. Penyakit kita tetap sama :Keserakahan, Irihati,  Kemarahan serta Jelousy. 

Lahir, lupa lagi tujuan hidup/kelahiran kemudian mati. Diberikan kesempatan remedy kemudian cari rahim baru, lupa lagi. Inilah penderitaan, selalu mengulang dan mengulang. Bukan, kah kematian hanyalah mitos? Oleh sebab itu lawan kata mati bukanlah hidup, tetapi lahir.......

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline