Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Kebaikan Suatu Hal Lumrah

Diperbarui: 15 Juli 2024   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://kumparan.com/

Tidak ada yang perlu dibanggakan dari suatu kebaikan. Karena kebaikan adalah berkembangnya kemanusiaan daam diri setiap insan, bagaikan keindahan bunga dan kicauan merdu burung di pagi hari. 

Kita lihat setiap pagi bunga bermekaran, burung berkicau tanpa meminta atau harapkan pujian, demikian pula semestinya kebaikan dalam diri manusia; 'DO GOOD BECAUSE YOU ARE GOOD'. Sayangnya berbuat baik masih dianggap luar biasa atau mesti diupayakan. Yang luar biasa adalah bila manusia yang melupakan kemanusiaannya. Ia belum jadi MANUSIA. Para leluhur kita telah menuliskan dalam suatu kitab kuno : "MANURBHAVA" ; Jadilah manusia.

Pesan leluhur kita ini terabaikan atau terlupakan, semata karena kita begitu terpengaruh oleh kenyamanan indra kita. Hal ini sering kita lihat di medsos atau berita layar kaca. Begitu mudahnya atau sangat sepele, hanya karena masalah kecil, seseorang dengan hati dingin menghabisi sesama manusia. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Pengaruh lingkungan sangat besar. Ada beberapa sebab yang mungkin bisa kita gali atau cermati. 

Pengaruh media sosial yang bisa diakses melalui gadget secara gampang. Semakin sering membuka medsos melalui gadget, semakin kita ketagihan. Tanpa disadari kita merekam hal buruk. 

Bila diperhatikan, ketertarikan untuk memberikan komentar sangat mudah. Apalgi komentar yang menyudutkan atau menjelekkan. Kita anggap kita berbuat baik dengan memberikan kritik, namun sesungguhnya yang kita sampaikan merupakan cerminan keburukan dalam diri kita. Komentar yang kita tuliskan  pada umumnya tidak memberikan solusi sehingga semakin memperburuk keadaan.

Bila kita memang bermaksud untuk memberikan masukan, pikirlah dengan baik tulisan komentar kita sehingga bisa memberikan solusi. Inilah ciri-ciri orang yang budhi atau intelegensinya sudah berkembang. Ciri-ciri dari orang yang budhi atau intelegensinya belum berkembang japat dilihat dari komentar yang disampaikan; selalu menyudutkan atau mencari kesalahan orang lain. Ini hanya membuktikan bahwa kita masih dikuasai ego, seakan kita paling benar dan baik.      

Pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku. Bergaul dengan orang baik, kita memiliki sifat baik juga. Di sinilah peran tarik menarik energi. 

Jenis atau kualitas makanan akan sangat berpengaruh terhadap perbuatan kita. Misalnya konsum daging mendorong seseorang bertemperamen panas, karena hewan telah memiliki emosi. Sangat beda bila kita banyak konsumsi tumbuhan yang cenderung memberikan keluasan berpikir. 

Marilah kita belajar dari alam : burung berkicau sebagai ungkapan syukur terhadap Sang Pencipta. Telinga kita bisa menikmati keindahan atau merdunya kicauan burung. Kita bisa melihat bunga yang warna-warni, bunga tidak mekar karena harapkan pujian dari kita. Kita bisa mendapatkan manfaat dari kicauan burung dan keindahan bunga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline