Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Perlukah Membeli Tanaman Mahal?

Diperbarui: 11 Juni 2024   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar: https://www.tokopedia.com/dermagasumberbibit/tanaman-hias-bunga-kupu-kupu

Bagi mereka yang belum memahami bahwa keindahan bukanlah dari luar, mungkin merupakan suatu kebanggaan bisa membeli tanaman langka yang mahal. Mungkin hal ini juga merupakan identitas yang disematkan untuk dirinya sendiri. Mungkin juga dengan bisa membeli tanaman mahal dan langka, kita bisa merasakan bahwa saya beda dengan mereka yang hanya bisa mengoleksi tanaman murah dan dengan mudah didapatkan di setiap pelosok.

Sekilas saya ingat dengan korupsi seorang bupati wanita di Kutai Kartanegara. Ketika saya membaca bahwa bupati tersebut membeli mobil mewah McLaren, mobil balap mewah yang harganya konon 11-12 milyar, saya jadi bingung sendiri. Mungkin karena saya guoblok.  Mengapa bisa membeli yang jelas sangat sulit melaju dengan kecepatan yang ada di spesifikasi, karena memang tidak prasarana yang memadai untuk memacunya.  Belum lagi, konon KPK menyita 91 kendaraan mewah. Betul-betul ga habis pikir saya. Inilah ketololan saya. Lantas mau dipamerkan kepada siapa? Menurut pendapat saya, ia hidup dalam mimpi. Tidak beda dengan orang yang masturbasi, semata demi kenyamanan sendiri. Sangat menggelikan bagi orang buodoh  seperti saya. 

Demikian juga yang membeli tanaman langka dan mahal. Ini pendapat saya yang memang ga punya uang untuk membeli tanaman yang mahal dan langka. Namun, setelah saya melihat sekeliling saya, ternyata bagi pandangan saya, semuanya tanaman indah dan unik. Setiap tanaman tidak bisa dibandingkan, karena setiap jenis tanaman memiliki keindahan masing-masing. Mungkin saja tergantung dari yang memandang. 

Ketika hati terbuka dan bisa mensyukuri setiap berkah yang kita rasakan, semua jenis tanaman menjadi indah. Yang utama tanaman tersebut tumbuh dengan subur. Dengan cara ini, saya bisa menikmati hidup ketika melihat jenis tanaman yang murah dan gampang diperoleh di sekitar. Rasa puas ini merupakan salah satu dari 3 syarat (katanya) menjadi bahagia; rasa puas dan bisa bersyukur. Yang dua lainnya adalah sehat tubuh dan mental, serta relasi/kumpulan.

Segala yang mahal dan rasa ingin dipuji karena memiliki barang mewah merupakan jebakan yang bisa menyeret ke neraka penderitaan. Ini tergantung dari relasi. Bila kita bergaul dengan yang bisa selalu bersyukur terhadap yang dimilikinya, kita telah pas bergaul. Tidak lepas dari hukum ketertarikan atau The Law of Attraction (LoA). Pikiran baik akan menarik mereka yang memiliki frekuensi yang sama. 

Bila kedua hal di atas terpenuhi, maka tubuh pun menjadi sehat dengan sendirinya. Jadi, sehat tubuh dan mental adalah akibat dari rasa puas dan relasi yang kita tentukan sendiri. 

Ketika relasi kita yang hanya memikirkan kemewahan materi, maka kita pun akan terseret ke level energi yang rendah. Ketika seseorang merasa kuran perhatian, ia memiliki kualitas energi rendah atau deficiency  atau kekurangan energi. Dari sudut yang memhami pola energi, ia patut dikasihani. Padahal, saya sangat yakin bahwa ketika seseorang bisa menjadi bupati atau orang berkedudukan, sebetulnya memang merupakan karma baik masa lalunya. Walaupun tidak korupsi, ia akan tetap banyak duit. Mengapa?

Alam semesta ini tidak bodoh, ada mekanisme luar biasa di alam ini. Setiap orang yang lahir sehingga bisa menjadi kaya, ia telah pernah melakukan suatu kebaikan di masa lalu. Sehingga di saat hidup sekarang ia mendapatkan peluang untuk diberikan balasan harta berlimpah. Alam semesta memiliki intelegensi luar biasa, janganlah meragukan kebijakan Tuhan.

Sayangnya mereka yang mendapatkan kesempatan hidup enak menjadi lupa akan tujuan kelahirannya di bumi. Bukan menjadi budak nafsunya, tetapi semestinya menggali lebih dalam tentang kesejatian dirinya. Betul-betul jebakan Tuhan. Tuhan yang maha kepo dan suka bercanda............  

https://www.tokopedia.com/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline