Lihat ke Halaman Asli

Marhento Wintolo

Pensiunan Dosen

Sungguhkah, Manusia Butuh Tuhan?

Diperbarui: 18 Maret 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: cahayaislam.id

Jangan marah dulu, kemudian mengatakan saya tidak percaya Tuhan atau 'ATHEIS', kemudian muncul ancaman terhadap saya bahwa ; 'Ini penghinaan terhadap Tuhan..' Kemudian ada yang mengaku mengatakan membela Tuhan......

Wah sungguh hebat bila ada yang mengaku Tuhan bisa dibela.

Tuhan ibarat MATAHARI, alam dan manusia sebagai cahaya/sinar MATAHARI. Kebaradaan manusia dan alam sebagai BUKTI adanya MATAHARI. Memang ada yang bisa mengatakan bahwa Tuhan tidak ada. Semata hanya pikiran kita yang MENIDAKKAN, realitanya kita semua bisa hidup karena berda di dalam Tuhan.

Bila Tuhan bisa dibela, berarti orang tersebut lebih kuat dari Tuhan? Masuk akal kah? Karena ketika saya mengatakan bahwa saya bisa membela anak kecil, artinya saya merasa lebih kuat dari si anak kecil, dan siap membela orang yang menindas si anak kecil. 

Atau kemungkinan lain, mereka hanya ingin merasa hebat karena menganggap dirinya kenal Tuhan. Suatu cara berpikir aneh bila ada yang kenal Tuhan? Karena ketika saya mengenal seseorang, saya tahu secara fisik dengan orang tersebut; namun bagaimana mungkin bila saya ada di dalam Tuhan? Jelas kenal saja tidak, karena memang besada dalam Tuhan. 

Mungkin cara pandang saya konyol dan dianggap gila, tetapi saya selama ini selalu minta ini dan itu; segalanya tentan kepentingan duniawi : har-TA; tah-TA; dan wani-TA. Semuanya hanya terkait dengan kenyamanan indrawi dan nafsu badaniah. Seakan Tuhan sebagai pelayan yang siap kita suruh atau minta untuk memenuhi nafsu atau keinginan saya. Suatu cara berpikir atau anggapan yang menurut saya justru 'MERENDAHKAN Tuhan' sebagai Hyang Maha Hidup. 

Dalam suatu kepercayaan yang banyak diikuti juga dijelaskan bahwa 3 'TA' tersebut juga jebakan duniawi yang bisa menjauhkan diri dari Tuhan. Lha kemudian mengapa butuh Tuhan untuk sesuatu yang bisa menjauhkan kita memuja dan menyembah Tuhan? Jelas Dia tidak akan berikan keinginan kita berkaitan pemenuhan nafsu duniawi.....

Karena dengan memenuhi keinginan kita, maka kita bisa semakin jauh dari melakoni sifat Keilahian. Jadi daam kehidupan kita, mesti memiliki kemampuan untuk membedakan antara KEBUTUHAN dan KEINGINAN. Dunia kacau balau karena kita menjadi penyembah nafsu keinginan.....

Sudah kah merenungkan bahwa tiada sesuatu pun yang bisa eksis atau hidup di luar Dia?

Inilah yang sering kita lakukan, mengadakan Tuhan semata untuk alat melakukan perbuatan untuk menindas orang lain yang tidak satu pemahaman dengan kelompok atau kepercayaan kita. Bukan kah dalam kita suci juga telah disebutkan bahwa Tuhan lebih dekat dari urat leher setiap manusia sehingga menyakiti sesama manusia juga menyakiti Tuhan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline