Lihat ke Halaman Asli

Marhamatul Azizah

Semoga bermanfaat!

Kontaminasi Mikroorganisme Pangan Impor: Kasus Listeria pada Rockmelon asal Australia

Diperbarui: 21 Maret 2018   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.wafresh.com.au/

[Rockmelon dan Listeria, Bagaimana Bisa?]

Rockmelon merupakan nama yang umum digunakan di beberapa negara di Australia untuk menyebut buah jenis melon bernama ilmiah Cucumis melo, dikenal luas dengan sebutan Cantaloup di benua Eropa. Rockmelon memiliki karakteristik warna kulit hijau yang keras, daging buah kuning-oranye, rasa manis dan tinggi kandungan air.

Baru-baru ini kita mendengar adanya kasus luar biasa (outbreak) buah rockmelon asal Australia yang positif mengandung bakteri Listeria monocytogenes yang telah merenggut nyawa 4 orang warga Australia akibat infeksi bakteri tersebut. Kasus ini juga telah menyebabkan penutupan besar-besaran impor produk rockmelon asal Australia di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski pada dasarnya, rockmelon asal Australia memang kurang terkenal di Indonesia karena Indonesia selama ini banyak mengimpor rockmelon dari Singapura dan Malaysia, serta produk melon di Indonesia masih didominasi oleh buah lokal produksi petani Indonesia.

Apa itu bakteri L. monocytogenes, mengapa dapat mengontaminasi rockmelon dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan?

Bakteri Listeria monocytogenes merupakan bakteri gram-positif yang bergerak menggunakan flagella. Bakteri ini terdistribusi luas dilingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya seperti feses ternak.

Buah, termasuk rockmelon, dapat terkontaminasi oleh Listeria monocytogenes selama proses produksi, baik saat penanaman, pemanenan, pengemasan, distribusi, penyiapan hingga penyajian. Listeria dapat bertahan hingga 84 hari di tanah. Hujan deras, angin dan aktifitas makhluk hidup dapat membantu penyebaran Listeria di buah, khususnya buah yang tumbuh dekat dengan tanah seperti rockmelon dan jenis melon lainnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, Listeria dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan dapat menyebabkan keguguran pada perempuan hamil. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut.

Meskipun kasus Listeriosis sedikit sekali ditemukan dan jarang terjadi, namun dapat menjadi fatal apabila menyebabkan septicaemia (blood poisoning atau keracunan darah) serta meningitis (inflamasi membran otak).

Penularan Listeria pada manusia paling umum terjadi melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut. Produk makanan lainnya yang sering diketahui penyebab infeksi bakteri ini adalah produk seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada saat pengolahan makanan, juga dapat terjadi penularan jika menggunakan alat masak yang telah terkontaminasi Listeria.

Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, Listeria monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4 derajat Celcius, khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin. Karena sifatnya yang tahan asam, bakteri ini dapat bertahan pada suasana asam di lambung dan menginfeksi tubuh manusia.

Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah infeksi Listeria?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline