Berkat serbuan komersial di media cetak maupun elektronik yang meng-opinikan bahwa perempuan yang cantik itu adalah perempuan yang langsing, pandai berdandan, dan cocok dengan baju all size; saya secara tidak sadar sempat berusaha bergabung dengan "arus" (walaupun gagal). Beberapa kali diet dengan berbagai cara, mengalami efek berat badan yoyo (turun drastis tapi naik lebih drastis juga :p), sampai sebelum menikah pun berat badan saya yang biasanya berkisar di 75-77 kg berhasil turun ke 65 kg. Masih tergolong berat; tapi lumayan besar efeknya ke pengurangan anggaran pembelian baju baru (saya bisa memakai baju-baju lama saya! yay!)...
Empat bulan yang lalu, suami saya mengubah pandangan saya pelan-pelan, mengubah cara saya lebih mencintai diri sendiri. Walhasil berat badan saya menanjak drastis ke 72 kg! whew!
Diet lagi? oh no, program awal sepasang pengantin baru di atas 30 tahun adalah punya anak. And it means : no space for a diet mom, yet! Well, saya lebih bahagia menanti 2 garis merah di testpack saya daripada penurunan berat badan.
Alhamdulillah 2 minggu yang lalu hasil testpack saya positif; dan ternyata sudah masuk usia kehamilan 4 minggu; and its sooooooo enjoyable.... Menikmati masa-masa mual, perubahan fisik (ngap-ngapan kalo jalan), mual, menu makan tergantung keinginan supaya ga eneg/mual (ini yang dibilang ngidam kali ya?), perasaan nyaman terhadap belaian pasangan, privilege yang kadang-kadang kita terima di tempat umum bila orang-orang di sekitar mengetahui bahwa kita sedang hamil (secara tak sengaja misalnya karena suami riang gembira berbagi cerita bahagianya dengan orang lain_bahkan terhadap yang belum dikenal), berbagi cerita dengan ibu-ibu yang pernah/sedang hamil. A lot!
Efek melarnya badan juga mulai terasa; padahal kata orang-orang harusnya perubahan fisik (a.k.a penambahan berat) drastis terjadi di trimester kedua...tapi saya tidak... Saya ingat kata orang-orang tua, 3 bulan pertama adalah masa penting pertumbuhan janin. Dan lagi, saya selalu merasa lapar. Porsi kecil makanan berkali-kali saya santap, maksudnya supaya mualnya tidak terlalu terasa dan berat badan tidak terlalu banyak bertambah. But it still adding. Well, baru kali ini saya tidak terlalu peduli dengan pertambahan berat badan. Yang penting kandungan sehat, janinnya tumbuh optimal, menjadi anak yang sehat dan cerdas..aamiinn ^_^
Olahraga? Not yet, my husband & my mother said. Later, klo udah kuat baru banyak jalan, katanya. Hehe, perasaan malas bergerak, pegal-pegal, ditambah lagi jarang berolahraga walhasil welcome increasing weight! ^_^
Banyak senyum, bahagia, itu yang sekarang saya rasa. Perubahan fisik atau menurunnya kekuatan fisik tiada bandingannya dengan perasaan menanti si buah hati. So diet? Surely not yet!
*pstt; diet ibu hamil juga ada lho, tapi buat menjaga asupan gizi & nutrisi yang seimbang; bukan menjaga penampilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H