Foto : Dokumentasi Pribadi Kompasianer
Sabtu (7/11) malam di Balai Bahasa Yogyakarta (Kotabaru, Yogyakarta) hadiah Sastra YASAYO (Yayasan Sastra Yogya) Tahun 2015 diberikan kepada Dr. Tirto Suwondo, Iman Budhi Santosa, Drs. H. Budiono Herusatoto, B.Sc., dan R. Bambang Nursinggih, S.Sn.. diawali pidato pertanggungjawaban penganugerahan hadiah sastra YASAYO oleh Dr. Pujiharto, M.Hum. Acara ini dimeriahkan oleh pembacaan Cerita Pendek (Sanggar Sastra Indonesia), dan Cerita Cekak-Cerpen bahasa Jawa, dengan melibatkan para pemeran lakon (Sanggar Sastra Jawa), serta pembacaan "Geguritan" (puisi bahasa Jawa) oleh Bambang Nursinggih dkk.. Pemberian hadiah sastra YASAYO tahun ini merupakan tahun ke-5, tetapi edisi ke-6 (karena tahun 2011 diberikan dua kali penghargaan). Tahun sebelumnya (2014) YASAYO diberikan kepada Dr. Pujiharto. M.Hum., Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, dan Drs. R.S. Soebali Dinata.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo selaku Ketua YASAYO mengungkapkan bahwa hadiah sastra YASAYO diberikan kepada orang yang terpilih dan memenuhi syarat, masing-masing yaitu seorang penulis karya ilmiah sastra Indonesia, seorang penulis karya ilmiah sastra Jawa, seorang penulis sastra Indonesia, dan seorang penulis sastra Jawa, yang semuanya adalah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkali-kali beliau sampaikan bahwa hadiah Insya Allah akan senantiasa dinaikkan dari tahun ke tahun, apalagi ketika beliau dapat rezeki yang banyak, termasuk bantuan/sumbangan dari donatur kepada YASAYO.
Dr. Tirto Suwondo selaku pribadi sekaligus mewakili para penerima hadiah sastra YASAYO menyampaikan rasa terimakasih atas penghargaan dan apresiasi yang diberikan YASAYO, sekaligus berpidato dengan judul "Membaca Sastra: Membangun Model Berpikir Kreatif, Inovatf, dan Demokratis" yang merupakan bagian dari tulisannya yang telah dimuat Horison April 2014.
Salah satu penerima hadiah yang menarik perhatian Kompasianer adalah Drs. H. Budiono Herusatoto, B.Sc. (73 tahun) kelahiran Banjarnegara, penulis buku/artikel kebudayaan Jawa dan Banyumasan. Pria ULAMA (Usia Lanjut Masih Aktif) ini mendapat hadiah sastra YASAYO pas tanggal lahirnya, 7 November. Dari riwayat hidupnya, ia adalah seorang pensiunan birokrat yang meniti karier dari bawah, khusunya di Kanwil Departemen Pekerjaan Umum. Sebelum memasuki pensiun (1 Desember 1999). ia sempat menjadi Instruktur pada Diklat DPU Wil. III Yogyakarta, serta dosen di perguruan tinggi / akademi swasta. Pada tahun 2005 ia menjabat sebagai pemimpin redaksi CABLAKA. Pada tahun 1995, ia membidani lahirnya Paguyuban Keluarga Dialek Banyumas (PAKUDIMAS) DIY. Sejak tahun 1996 hingga sekarang aktif sebagai pengurus Yayasan "Seruan Eling Banyumas" (SERULINGMAS) cabang Yogyakarta. Ia juga menjadi penasehat kawula muda Banyumasan "INYONG Karo Rika" Yogyakarta. Salah satu buku tulisannya (beberapa kali cetak ulang) adalah Simbolisme Dalam Budaya Jawa (Hanindita: 1984, 1985, 1987, 1991, 2000).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H