Lihat ke Halaman Asli

Bantul, Kabupaten Penyair Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bantul, bagi masyarakat Indonesia, dan Yogyakarta khususnya, hanyalah merupakan salah satu wilayah kabupaten yang terletak disebelah selatan kota Yogyakarta, yang secara umum "kota"-nya masih kental dengan kedesaannya alias "ndesani". Perkembangan industrinya belum sepesat dan sebesar tetangganya di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah.  Tetapi mengenai sumberdaya manusianya, terutama dibidang sosial-budaya, menurut Kompasianer, mungkin merupakan salah satu kabupaten potensial di Indonesia. Dengan modal sosial yang konstruktif dan kondusif, Bantul telah berhasil mengatasi dampak gempa tahun 2006 (cepat bangkit dari kehancuran dan keterpurukan). Secara budaya, masyarakat Bantul diuntungkan dengan keberadaan sekolah-sekolah seni seperti ISI (dulu ASRI) di Sewon, maupun SMK (dulu SMSR) di Bugisan, yang notabene siswa maupun mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Bantul juga merupakan kawah "candradimuka" (tempat penggemblengan) para seniman yang pada akhirnya mereka mampu "go nasional" maupun "go internasional". W.S. RENDRA be sar dan membesarkan Bengkel Teater-nya salah satunya bermula dari Pantai Parangtritis dan sekitarnya. Bantul (Pleret, Kerta) juga pernah menjadi pusat kerajaan Mataram (Islam). Di  Imogiri, salah satu wilayah Bantul, terdapat makam  raja-raja Yogyakarta dan Surakarta, termasuk  Sultan Agung. Di wilayah Bantul tumbuh komunitas-komunitas seni berbagai bidang secara swadaya. Keberadaan berbagai komunitas tersebut didukung oleh padepokan-padepokan tari, sanggar-sanggar kesenian, rumah-rumah budaya seperti Rumah Budaya Tembi, serta Rumah Budaya EAN (Emha Ainun Najib). Pendek kata, Bantul merupakan tempat persemaian bagi tumbuh-kembangnya kegiatan sosial-budaya,  termasuk kiprah para penyair yang pernah bersentuhan dengan Bantul.

Untuk membaca Bantul, Pemda Bantul bersama Pekerja Budaya Bantul yang dimotori Ons Untoro, Budhi Wiryawan, dan Umi Kulsum, pada Sabtu malam, 6 September 2014 bertempat di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, telah melaunching "Parangtritis" - Antologi Puisi 55 Penyair Membaca Bantul. Launching ini sekaligus menjadi kado Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-183, 20 Juli 2014. Ke-55 penyair yang berpartisipasi, terseleksi, dan memenuhi kriteria dari editor/kurator (antara lain bertema "Segala Segi Mengenai Bantul" dengan tahun  penciptaan antara tahun 2000 s.d. 2014) adalah :

1. Abdul Wachid Bs.                                          29.  Muhammad Fuad Riyadi

2. Adjie S. Mukhsin                                            30. Mustofa W. Hasyim

3. Anes Prabu Sadjarwo                                   31. Ons Untoro

4. Ardi Susanti                                                     32. Otto Sukatno Cr

5. Bambang Darto                                               33. Pritt Timothy Prodjosoemantri

6. Bambang Nugroho                                         34. Purwadmadi

7. Budhi Wiryawan                                              35. Raudal Tanjung Banua

8. Daru Maheldaswara                                        36. Rina Ratih

9. Dedet Setiadi                                                     37. Rismudji Rahardjo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline