Setiap orang pasti pernah melewati masa-masa sulit, yang seperti terasa dunia ini nggak adil sama sekali untuk kita tinggali. Lalu sekian pertanyaan bermunculan; mengapa Tuhan menciptakan dan membuat hidup saya seperti ini-seperti itu, mengapa harus saya yang menjalani kehidupan seperti ini, mengapa harus saya mendapatkan cobaan dan ujian ini. Dan seribu pertanyaan lain. Yang sebenarnya nggak perlu jawaban, andai saja kita mau sedikit berpikir dan mengambil hikmahnya dari setiap sisi kehidupan yang kita jalani.
Dulu, saya hampir pernah menyerah dengan salah satu ujian yang datang di dalam hidup saya. Tapi, suatu hari saya membaca sebuah buku, saya lupa judulnya, bukunya pemberian seseorang. Isinya kurang lebih meyakinkan saya untuk jangan pernah menyerah, jangan menyerah, Tuhan memberikan kita ujian karena Dia tau kita mampu melewati semua itu. Karena saat itu saya pernah ingin memutuskan mengakhiri saja semuanya (bunuh diri).
Setiap ujian itu adalah pelajaran, dari situ kita tau seberapa besar kemampuan kita untuk bertahan. Nasehat-nasehat seperti ini "Tetaplah berusaha dan berdoa dan jangan berputus asa" saya pegang kuat-kuat untuk melawan ketakutan, kelemahan diri saya sendiri. Karena saya pun perlahan-lahan mulai berpikir untuk memupuk kepercayaan diri lagi, bahwa ada banyak orang di luar sana yang hidupnya lebih 'sial' dari hidup saya saat itu.
Ah, jadi ngelantur kemana-mana, ya. Sebenarnya saya menuliskan cerita di atas karena teringat kata-kata dari Kikuo Ibe-San, Father of G-Shock, yang hadir pada Media and Blogger Gathering di Decanter Wine and Food, Plaza Kuningan, Jakarta, 7 Desember yang lalu. Yang berbagi cerita perjuangannya dia mengembangkan produk jam tangan dengan nama G-Shock. Ada satu kalimat yang saya ingat betul yang dia bagi tentang semangat. Jangan pernah menyerah, walaupun bertemu masalah besar yang sedang kita hadapi.
Dulu sekali, sebelum muncul jam tangan G-Shock yang tahan banting seperti sekarang, Ibe-san dihadapkan pada sebuah tantangan dalam membuat dan mengembangkan jam tangan yang dia miliki agar tahan banting di segala suasana. Inspirasinya datang ketika jam tangan pemberian ayahnya jatuh berkeping-keping di lantai. Padahal jam tangan tersebut benda yang sangat penting yang ia miliki. Dari situ Ibe-san bertekad kuat mencari tau bagaimana caranya agar sebuah jam tangan bisa kuat dan tangguh agar tak pecah saat terjatuh.
Berkali-kali ia mencoba satu-satu setiap material yang menjadi bahan lapisan jam tangan. Namun berkali-kali pula ia gagal dalam bereksperimen, dan ada saja kendala yang membuatnya hampir putus asa. Namun, setelah 2 tahun penuh Ibe-san akhirnya berhasil mendapatkan inovasi desain yang tahan banting seperti jam tangan G-Shock yang ada sekarang.
Pada gathering hari itu memang mengangkat tema tentang semangat pantang menyerah dari seorang Ibe-San dan juga berkenalan dengan inovator-inovator muda Indonesia, yang berhasil mengembangkan aplikasi-aplikasi yang bermanfaat untuk anak-anak jaman sekarang. Hari itu selain, Ibe-san, ada 3 narasumber yang ikut berbagi semangat dalam menciptakan inovasi inovasi dalam perkembangan teknologi masa kini.
Pertama, Irzan Raditya, co founder dari kata.ai. Yang berinovasi dalam mengembangkan platform berkomunikasi berbasis chatbot dengan memanfaat teknologi artificial intelligence (AI). Platform ini bisa digunakan oleh merek dagang atau korporat yang ingin aktif berinteraksi dengan para pelanggannya. Irzan pun sama seperti Ibe-san, suka berinovasi untuk membuat sebuah platform yang memudahkan masyarakat jaman modern seperti sekarang, yang semuanya serba digital. kata.ai ini bisa dibilang asisten pribadi, bisa mengartikan kata slang atau gaul.
Lalu ada Bahaso.com awalnya saya pikir ini platform untuk belajar bahasa daerah, karena huruf terakhir yang digunakan oleh si pengembang adalah O, yang bisa saja bahaso diartikan sebagai satu kata dari pulau Sumatera, dari bahasa menjadi bahaso. Namun ternyata bukan, bahaso dikembangkan untuk menjawab kebutuhan anak-anak sekarang yang ingin belajar bahasa asing melalui online namun dengan aksesibilitas tinggi, punya sertifikat.
Tyovan Ari Widagdo, founder sekaligus CEO Bahaso.com ini mengatakan, bahwa Bahaso dibuat bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global. Karena Bahasa Inggris itu penting, tapi sekarang kita bisa belajar secara online tanpa harus bertatap muka dengan guru bahasanya.