Lihat ke Halaman Asli

Margaretha

A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Psikologi Kepahlawanan

Diperbarui: 11 November 2020   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.tribunnews.com

Siapa pahlawan? Ada yang menjawab, adalah mereka yang meninggal karena menyelamatkan orang lain dari kebakaran. Ada yang menjawab, adalah mereka yang cacat karena menyelamatkan orang dari kecelakaan; adalah mereka yang yang merubah dunia dengan ide dan alat yang dibuatnya, atau mereka yang mampu melawan godaan dan tekanan sosial korupsi. Ada yang dianggap pahlawan karena tindakan bunuh diri yang dilakukannya di tengah kerumunan untuk melukai orang lain dan teror demi nilai yang dibelanya. Ada juga orang yang dielu-elukan bak pahlawan, tanpa orang paham apa sebenarnya yang telah dilakukannya untuk membantu hidup orang lain secara nyata.

Ditengah-tengah berbagai cerita tentang tindakan kepahlawanan, maka tulisan ini disusun untuk mencoba menjawab tentang apa, siapa, dan jenis kepahlawanan. 

Kepahlawanan (heroism)

Apakah kepahlawanan? Secara umum diartikan sebagai tindakan membantu orang lain yang dilakukan walaupun untuk melakukannya berakibat pengorbanan dan kerugian pribadi. Menurut Phillip Zimbardo (2011) ada empat komponen dari perilaku kepahlawanan, yaitu:

  • Dilakukan untuk melayani orang lain yang membutuhkan. Orang lain adalah individual maupun kelompok atau komunitas. Perilaku dilakukan untuk mempertahankan suatu nilai atau idealitas.
  • Dilakukan secara sukarela. Kepahlawanan bukan dilakukan dengan keterpaksaan atau semata melakukan kewajiban, namun pilihan merdeka seseorang untuk melakukan kepahlawanan.
  • Dilakukan walaupun mengetahui resiko dan beban-biaya bagi diri. Kepahlawanan dilakukan dengan kesadaran bahwa tindakan tersebut dapat membahayakan diri, reputasi/nama baik atau merugikan diri si pelaku kepahlawanan. Namun, resiko tidak menghentikannya untuk melakukan tindakan kepahlawanan.
  • Dilakukan tanpa pamrih. Kepahlawanan tidak berharap untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari perilaku kepahlawanannya.

Sebuah perilaku kepahlawanan harus menampilkan keempat komponen ini, atau dengan kata lain kepahlawanan merepresentasikan suatu idealisme atas keutamaan manusia. Kepahlawanan adalah keutamaan yang diwujudkan dalam bentuk aksi nyata di masyarakat, yang tetap dilakukan walau harus berkorban atau resiko mengalami kerugian pribadi.

Keutamaan dalam kepahlawanan

Berbagai kajian kepahlawanan menunjukkan bahwa kepahlawanan dapat terjadi karena tokoh pahlawan memiliki kualitas karakter positif atau keutamaan (virtues). Dalam hal ini, tiap orang bisa saja memiliki persepsi subyektif tentang apa saja keutamaan pahlawan. Namun dari berbagai literatur, penulis menemukan 3 keutamaan inti kepahlawanan, yaitu: keberanian (courage), kompetensi (competence) dan aksi moralitas (morality act).

Keberanian

Keberanian dibutuhkan untuk melakukan suatu upaya menolong walaupun akan menghadapi hambatan eksternal dan hambatan internal. Hambatan eksternal contohnya adalah: tekanan sosial, kesulitan fisik dan rumitnya persoalan yang dihadapi. Namun perlu dipahami, banyak orang tidak menjadi pahlawan karena gagal melawan hambatan internal, seperti: perasaan takut, malas, tidak peduli. Artinya, kepahlawanan lebih mungkin terjadi jika manusia mampu melampaui hambatan internal, lalu keluar dari dirinya untuk membantu orang lain.

Dalam penelitian Latane (1981), ditemukan bahwa kegagalan menolong disebabkan oleh tidakadanya keberanian moral (moral courage). Diperlukan keberanian moral untuk mampu melakukan tindakan moral. Keberanian moral adalah kekuatan untuk melakukan keyakinan atau pembelaan kebenaran moral. 

Namun, definisi keberanian moral akan tergantung dari konsep moral yang digunakan seseorang. Suatu tindakan dipersepsikan keberanian moral (positif) bagi seseorang tapi bisa dipandang terorisme (negatif) bagi yang lain. Keberanian moral juga mengandung paradoks, dimana suatu aksi dapat dilihat sebagai buah keberanian karena melakukan pengorbanan, atau sebagai ketololan karena kurang pertimbangan mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri atau orang lain (Franco dkk., 2011). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline