Semarang, Jawa Tengah (09/08/2021)-Data menunjukkan bahwa limbah plastik menyumbang 5,25 triliun partikel plastik pada laut.
Mikroplastik merupakan plastik yang terpecah menjadi partikel kecil yang berukuran < 5mm, yang terbentuk akibat faktor fisika dan kimia lingkungan. Mikroplastik memiliki sifat toksik dan karsinogenik bagi organisme laut dan manusia.
Hal itu dapat berdampak negatif bagi ekosisitem laut, dikarenakan mikroplastik dapat terserap atau termakan oleh organisme laut dan masuk kepada sistem rantai makanan hingga sampai pada manusia.
Desa Tambak Lorok merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kurangnya kesadaran dan informasi yang didapatkan oleh Warga Desa Tambak Lorok RW.14 mengenai bahaya yang ditimbulkan jika membuang sampah sembarang, dapat dilihat dari sebaran sampah plastik di sepanjang jalan wilayah Desa Tambak Lorok RW 14. Sampah plastik tersebut akan bermuara dan terakumulasi di laut dan membentuk mikroplastik yang berbahaya bagi ekosistem laut dan manusia.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN UNDIP TIM II yaitu dengan melakukan edukasi kelautan mengenai bahaya mikroplastik bagi laut dan manusia.
Edukasi dilakukan pada warga Desa Tambak Lorok RW 14. Selain itu, warga mendapatkan informasi melalui poster yang telah dipasang di lingkungan Desa Tambak Lorok RW.14. Edukasi yang diberikan membahas mengenai pengertian mikroplastik, sifat mikroplastik, proses masuknya mikroplastik kedalam rantai makanan, bahaya mikroplastik bagi lingkungan dan manusia, dan ajakan untuk masyarakat mengurangi penggunaan plastik.
Edukasi dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik yang berlebihan karena dampaknya akan dirasakan bagi diri-sendiri. Hal tersebut sejalan dengan SDGs point 14 mengenai perlindungan dan keberlanjutan ekosisitem laut.
Faktor lain yang mendukung harus adanya edukasi ini dilakukan yaitu lokasi Desa Tambak lorok yang dekat dengan laut dan sebagaian besar warga merupakan seorang nelayan yang memiliki kemungkinan untuk memakan hasil tangkapannya sendiri.