Lihat ke Halaman Asli

Cici Sabarofek

Mahasiswa Doktoral Pengembangan SDM Unair, Dosen Universitas Papua

Di Luar Tirai Ketenangan

Diperbarui: 12 Desember 2023   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang wanita berdiri dalam kesendirian, menangis dalam diam, air mata tersembunyi. Di balik kesendirian, ia berjuang sendiri, membuat kekuatan dari setiap tetes air mata yang jatuh perlahan.

Dia adalah pahlawan yang tidak menunjukkan tanda jasa. Dia berjuang dalam kesendirian, tetapi dia kuat seperti baja. Dia berdiri teguh di depan massa, seolah ombak kehidupan tak mampu menggoyahkannya.

Dia adalah matahari dalam badai, terang dalam gelap. Dia adalah pertahanan, teguh tak tergoyahkan. Dia merawat luka, tetapi tidak pernah menyerah. Kekuatannya berasal dari kesunyian yang dalam.

Banyak wanita melihatnya dari jauh dan mengaguminya, ingin meneladani keberaniannya yang tak terucapkan. Dia menjadi simbol kekuatan tak terbatas dan pelita harapan bagi jiwa yang mencari makna.

Dia bukan hanya seorang wanita; dia adalah representasi kehidupan; dengan setiap air mata yang jatuh dalam kesendirian, dia mengukir pelajaran tentang kekuatan dan ketahanan. Dia mengajarkan orang untuk berdiri tegak meskipun dunia terasa berat.

Ia menemukan kekuatan dalam kesendirian dan menjadi inspirasi bagi banyak hati yang merindukan. Wanita ini adalah simbol keberanian dalam kesendirian dan menjadi cahaya bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline