Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Masa Lalu Lewat Drama "Reply 1988"

Diperbarui: 3 Februari 2016   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Poster drama "Reply 1988" (sumber: tvn.interest.me)"][/caption]Hallyu atau Korean Wave membuat semakin banyak orang yang menikmati konten hiburan dari negeri ginseng Korea Selatan. Semakin banyak orang yang paham mengenai Kpop atau Kdrama. Namun sayangnya, kualitas cerita drama Korea Selatan terlalu sama setiap waktunya, yaitu melalui konsep Cinderella. Pria kaya yang jatuh cinta pada wanita miskin. Atau wanita kaya yang jatuh cinta pada pria miskin. Rating drama juga bagus karena selera penonton yang sangat menyukai konsep cerita Cinderella. Selain itu, konsep drama Korea bisa dibilang sering latah.

Jika suatu drama bertema koki sukses, maka akan banyak drama yang bertema koki. Jika ada drama berteme jurnalistik yang sukses, maka drama yang mengekor juga akan banyak. Dan isi drama tersebut sebagian besar adalah percintaan. Konsep cerita yang stagnan seperti ini membuat banyak orang Korea yang berpaling dari drama karena bosan dengan cerita yang begitu-begitu saja.

Drama seri "Reply" bertujuan untuk mengajak pemirsa kembali ke masa lalu dan mengenang masa-masa dimana Korea Selatan berada pada posisi tertentu. "Reply 1997" yang tayang pada tahun 2012 mengajak pemirsa kembali ke tahun 1997 di saat para anak muda Korea Selatan mulai menggandrungi 'idol' secara berlebihan.

Diceritakan bagaimana pula pertarungan antara fans satu 'idol' dengan 'idol' yang lain. "Reply 1994" yang tayang pada tahun 2013 mengajak pemirsa kembali ke tahun 1994 di saat kota Seoul sudah semakin berkembang dan banyak anak muda pergi ke Seoul untuk menempuh pendidikan tinggi. Diceritakan bagaimana anak-anak muda kampung beradaptasi dengan kehidupan ibukota yang sangat berbeda dengan kehidupan mereka di kampung asal masing-masing. Kedua seri "Reply' ini memiliki alur cerita yang sama, yaitu mengajak pemirsa untuk menebak siapa suami sang tokoh utama wanita sambil bernostalgia bagaimana Korea Selatan pada tahun 1997 dan 1994.

Seri "Reply" yang terbaru adalah "Reply 1988" yang mengajak pemirsa untuk kembali ke tahun 1988 di saat Korea Selatan yang saat itu merupakan negara berkembang, mulai maju karena adanya Olimpiade 1988. Korea Selatan pelan-pelan berubah menjadi negara maju dengan salah satu titik baliknya adalah Olimpiade 1988.

Tokoh utama "Reply 1988" adalah anak-anak SMA yang pada tahun 2015 sudah berumur 40an tahun. Tak hanya menceritakan kisah para anak muda, "Reply 1988" juga menceritakan bagaimana dekatnya hubungan antar tetangga di Korea Selatan sebelum menjamurnya apartemen. Cerita yang tak berfokus pada percintaan inilah yang membuat banyak orang Korea yang menonton "Reply 1988".

Hangatnya hubungan keluarga dan tetangga dan gotong royong ini banyak dirindukan oleh para orang tua Korea saat ini. Kalangan berumur 40an dan 50an merasakan nostalgia saat mereka muda. Kalangan 20an dan 30an merasakan tamparan mengenai kasih sayang orang tua tanpa batas yang ditunjukan oleh drama ini. Kalangan belasan pun tidak kalah merasakan ketertarikannya dengan drama ini melalui kisah keseharian anak-anak SMA. Kisah yang bisa diikuti oleh berbagai kalangan ini akhirnya meraih sukses besar di Korea Selatan.

Drama ini tayang di TV kabel sehingga rating 2% sudah dianggap luar biasa karena tidak semua rumah memiliki TV kabel di Korea. Akan tetapi drama ini sangat sukses karena mendapatkan rating 8% pada episode pertama dan 19% pada episode akhirnya. Aktor dan aktris drama ini yang tadi bukan siapa-siapa pun menjadi superstar di Korea pada saat ini.

Nostalgia dan keluarga adalah kata kunci drama yang sudah sangat jarang didapatkan di drama Korea. Sehingga ketika seri "Reply" muncul, masyarakat Korea terhipnotis dengan histerianya. Mereka merasa kembali ke masa lalu dan teringat pula akan orang tua yang semakin terlupakan di saat mereka semakin sibuk. Dengan demam "Reply 1988" yang masih ada saat ini, TV Korea mulai berpikir untuk membuat drama yang lebih berkualitas dari sekadar drama berkonsep Cinderella. Semoga saja ke depannya, drama Korea yang ada menjadi semakin berkualitas dan bervariasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline