Sudah beberapa hari ini di Seoul dan beberapa kota lainnya di Korea Selatan sedang dilanda demonstrasi oleh mahasiswa dan dosen-dosen yang tidak setuju dengan adanya perubahan materi di dalam buku sejarah Korea. Buku sejarah Korea yang tadinya memiliki beberapa versi tergantung siapa ahli sejarah yang menulisnya, ke depannya akan "diintegrasikan" agar memiliki konten yang sama.
Permasalahannya adalah yang akan mengintegrasikannya bukanlah para ahli sejarah, melainkan pemerintah sehingg memiliki kemungkinan besar akan diubah sesuai keinginan pemerintah. Salah satunya adalah sejarah Presiden Park Chung Hee, ayahanda dari Presiden Korea saat ini, Park Geun Hye.
Almarhumah mantan presiden Park Chung Hee merupakan pemimpin yang otoriter dan bertangan besi pada zamannya sehingga sangat ditakuti oleh rakyat. Beliau akhirnya ditembak mati oleh bawahannya untuk menyudahi kepemimpinannya. Sejarah ini ada kemungkinan diubah sehingga para generasi yang akan datang mengenal Park Chung Hee bukan sebagai pemimpin yang otoriter, namun pemimpin yang berjasa bagi negaranya.
[caption caption="Gambar ini merupakan penjelasan mengenai ricuh buku sejarah yang sekarang terjadi di Korea. Gambar ini sekarang sedang tersebar di media sosial orang asing yang ada di Korea."][/caption] Tak hanya mengenai mantan presiden Park Chung Hee, sejarah mengenai kekejaman pemerintahan Jepang pada saat penjajahan mungkin saja dihapuskan karena pemerintah sekarang pro Jepang. Padahal, leluhur dan orang tua Korea pada zaman penjajahan Jepang sangat menderita karena dipekerjakan sebagai budak.
Lebih buruknya lagi, pada saat banyak gejolak di Korea, salah satunya adalah ricuh mengenai buku sejarah ini, Presiden Park Geun Hye malah sibuk mengunjungi negara-negara asing sehingga rakyat Korea marah karena menganggap pemimpinnya tidak memperhatikan negaranya sendiri.
[caption caption="Polisi yang tidak memakai seragam polisi di depan Ewha Women's Unversity"]
[/caption] Pada hari ini, 29 Oktober 2015, terjadi kericuhan di Ewha Women's University karena para mahasiswa berdemo untuk menentang kunjungan Presiden Park Geun Hye ke Ewha Women's University namun dihalau oleh para polisi yang tidak memakai seragam polisi. Tidak hanya para pendemo saja yang terkena imbasnya, bahkan mahasiswa yang sekedar lewat untuk kuliah pun ada yang terluka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H