Lihat ke Halaman Asli

Mendorong Kepatuhan Protokol COVID-19 melalui Teori Pertimbangan Sosial dalam Komunikasi Persuasif

Diperbarui: 24 September 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kampanye pakai masker

Pandemi COVID-19 telah menjadi tantangan global yang tak terhindarkan, mengubah cara kita hidup dan berinteraksi. Salah satu kunci untuk mengendalikan penyebaran virus ini adalah melalui kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan otoritas kesehatan. Namun, mendorong masyarakat untuk mematuhi protokol ini tidak selalu mudah. Dalam upaya ini, Teori Pertimbangan Sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk memahami dan memengaruhi sikap serta perilaku individu terkait dengan COVID-19.

Teori Pertimbangan Sosial, yang diperkenalkan oleh Sherif (2003;195) menyatakan pertimbangan sosial merupakan perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial dan isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi, menekankan pentingnya perubahan sikap sebagai hasil dari proses pertimbangan individu terhadap suatu isu atau objek sosial. Menurut teori ini, perubahan sikap terjadi karena interaksi tiga faktor utama: sikap awal individu, pesan-pesan dari orang lain, dan kredibilitas pesan. Dalam konteks COVID-19, kita dapat menerapkan teori ini untuk merancang komunikasi persuasif yang efektif.

Salah satu tantangan utama dalam menghadapi pandemi ini adalah melawan infodemi, yaitu banjir informasi yang kadang tidak akurat. Masyarakat kesulitan menemukan sumber informasi yang dapat dipercaya dan panduan yang jelas. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran penting untuk menyediakan informasi yang akurat dan dapat diandalkan.

Dalam kampanye persuasif, sumber informasi yang terpercaya adalah kunci. Pesan-pesan harus didasarkan pada data ilmiah dan disampaikan oleh ahli kesehatan yang kredibel. Kredibilitas pesan dapat memengaruhi individu untuk mempertimbangkan ulang sikap awal mereka terhadap protokol kesehatan.

Ketika masyarakat melihat bahwa banyak orang lain juga mematuhi protokol kesehatan, hal ini dapat mempengaruhi norma sosial yang ada. Kampanye persuasif yang dilakukan di ruang publik dapat sangat efektif dalam memperkuat norma sosial ini.

Melalui kampanye massif, seperti penyuluhan di dalam dan di luar gedung, masyarakat dapat lebih mudah melihat bahwa mematuhi protokol kesehatan adalah tindakan yang dihargai dan diikuti oleh banyak orang. Ini bisa merangsang pertimbangan sosial dalam diri mereka dan mendorong mereka untuk mengikuti norma sosial ini.

Penggunaan testimonial dari pasien yang sembuh dari COVID-19 atau pengalaman individu dalam menghadapi pandemi bisa membangun empati dan daya tarik emosional. Ini memotivasi orang untuk mengikuti tindakan pencegahan karena mereka dapat merasakan dampak positifnya secara pribadi.

Keterlibatan komunitas juga merupakan elemen penting dalam penerapan Teori Pertimbangan Sosial. Ketika individu merasa terlibat dalam upaya bersama untuk melawan pandemi ini, mereka cenderung lebih termotivasi untuk mematuhi protokol kesehatan.

Pemerintah dan organisasi kesehatan dapat menggalang dukungan komunitas melalui program-program sukarela, kampanye lokal, atau kegiatan bersama lainnya yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pencegahan COVID-19.

Penerapan Teori Pertimbangan Sosial dalam komunikasi persuasif mengenai COVID-19 adalah langkah penting dalam memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor sosial memengaruhi sikap dan perilaku individu, kita dapat merancang pesan-pesan yang lebih efektif dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya memerangi pandemi ini. Dengan menyediakan sumber informasi yang terpercaya, memanfaatkan norma sosial yang positif, mengandalkan kisah sukses dan empati, serta melibatkan komunitas secara luas, kita dapat bersama-sama mengatasi pandemi ini dan menjaga kesehatan publik. Dalam situasi ini, komunikasi persuasif bukan hanya sekedar alat, tetapi juga merupakan kunci untuk meraih kemenangan bersama melawan COVID-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline