Limbah pertanian seringkali menjadi salah satu pencemaran lingkungan. Limbah pertanian terdiri dari limbah sayur dan buah yang terbuang dan tidak dapat dijual atau dipasarkan. Limbah pertanian tersebut dibuang dan ditimbun di dalam tanah, limbah pertanian tersebut seharusnya masih dapat dijadikan sebagai barang yang bernilai, salah satunya sebagai pupuk organik cair.
Pupuk organik cair (POC) merupakan salah satu aplikasi dari eco-enzym. Eco enzym merupakan cairan ekstrak hasil fermentasi limbah pertanian dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Sayur dan buah yang dapat dijadikan sebagai POC adalah semua jenis sayur dan buah yang belum mengalami proses pemanasan atau pemasakan.
Pada Rabu (12/7/2023) dan Jumat (14/7/2023) pada pukul 13.00 s.d selesai telah dilaksanakan sosialisasi dan demonstrasi Pengelolaan limbah pertanian menjadi Pupuk Organik Cair oleh Mahasiswa KKNT-Inovasi IPB University. Kegiatan ini dihadiri oleh kelompok tani, 14 RW, dan 2 dusun di Desa Margaluyu Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi mengenai pupuk organik serta jenis-jenisnya. Pupuk organik merupakan pupuk yang dihasilkan dari limbah hayati. Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis yaitu pupuk kompos yang terbuat dari limbah sayur dan limbah domestik, pupuk kandang yang terbuat dari kotoran hewan, serta pupuk organik cair yang terbuat dari limbah sayur dan buah
Pupuk organik cair dihasilkan dari hasil fermentasi sayur dan buah limbah pertanian dengan substrat molases sebagai makanan EM4 (probiotik) sebagai bakteri baik pengaktif enzim atau biasa disebut aktivator enzim. Selain itu, digunakan pupuk kandang sebagai penyedia hara tambahan dan air sebagai pelarut. Semua bahan dicampurkan dengan perbandingan air:molases:EM4 sebesar 100:1:1.
Diharapkan pembuatan POC tersebut dapat menjadi alternatif untuk media tanam pertanian di Desa Margaluyu dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia. Sehingga harapannya pupuk organik cair ini dapat menekan biaya produksi dan menekan dampak negatif akibat penggunaan pupuk kimia serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H