Lihat ke Halaman Asli

Maretha LutfiAnjani

Mahasiswa Unissula

Pendekatan Multisensori dalam Pembelajaran Matematika untuk ABK: Praktik Terbaik dan Inovasi

Diperbarui: 5 November 2024   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Maretha Lutfi Anjani

Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Dosen pengampu : Nila Ubaidah, S. Pd., M. Pd.

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Agung, Semarang

Pembelajaran matematika inklusi merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dalam konteks ini, pendekatan multisensori menjadi salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika. Artikel ini akan membahas praktik terbaik dan inovasi dalam penerapan pendekatan multisensori untuk pembelajaran matematika bagi ABK.

Pembelajaran matematika inklusi adalah pendekatan yang menekankan pentingnya mengintegrasikan siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam lingkungan belajar yang sama dengan siswa pada umumnya. Hal ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi ABK untuk belajar bersama teman sebaya, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih beragam dan dinamis. Dalam konteks ini, pendekatan multisensori menjadi sangat relevan.

Pendekatan multisensori adalah metode pembelajaran yang melibatkan berbagai indera, seperti penglihatan, pendengaran, dan perabaan. Pendekatan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda, terutama bagi ABK yang mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika melalui metode tradisional

Manfaat Pendekatan Multisensori

1. Meningkatkan Pemahaman Konsep: Dengan melibatkan berbagai indera, siswa dapat lebih mudah memahami konsep matematika. Misalnya, menggunakan alat peraga fisik seperti blok bangunan atau koin dapat membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan.

2. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Pendekatan multisensori cenderung lebih menarik bagi siswa. Ketika berbagai indera terlibat, siswa menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar.

3. Mendukung Berbagai Gaya Belajar: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Dengan pendekatan multisensori, guru dapat memenuhi kebutuhan berbagai gaya belajar, seperti visual, auditori, dan kinestetik.

4. Meningkatkan Retensi Informasi: Pembelajaran yang melibatkan berbagai indera membantu siswa mengingat informasi lebih baik. Ketika siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat dan merasakan, mereka cenderung mengingat materi lebih lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline