Lihat ke Halaman Asli

Aba Mardjani

TERVERIFIKASI

Asli Betawi

My Lovely Alida Loves Pete (#2)

Diperbarui: 13 Oktober 2015   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

CERITA Sandoro yang muntah-muntah kena semburan bau pete langsung dari mulut Alida dan dengan proses tak biasa itu cepat menyebar ke seantero sekolah. Menyebar seperti kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

Tanggapannya tentu saja beragam. Tapi, umumnya merasa geli dalam pengertian lucu, bukan geli dalam artian jijik. Komentar-komentar mereka beragam. Tapi, hampir dapat dipastikan, setiap kali ada yang mengulang cerita itu, ujungnya pasti disambung dengan pecahnya suara tawa.

Tak aneh jika keesokan harinya anak-anak kelas XI IPA-1 tak menemukan sosok Sandoro di dalam kelas.

“Pasti malu-lah,” kata salah satu teman sekelasnya.

“Mudah-mudahan si nggak DO,” kata yang lain.

Nuki, Edo, Iwan, dan Roni, empat sahabat Sandoro, terdiam. Tak ada yang berani membantah. Tak ada yang berani membela.

“Hei, Nuki!” teriak Cyntia, cewek di kelas Sandoro yang sejak lama sebel dengan kelakuan Sandoro. “Ke mana tu Ndoro-mu?”

“Iya! Sakit?” Meita menyambung.

“Kena batunya dia sekarang,” Cyntia masih berteriak. Suara tawa pun pecah dalam kelas itu.
*
Seperti dugaannya, Pak Baroto mencegat Alida sebelum anak itu masuk ke dalam kelas pagi keesokan harinya.

“Bapak minta penjelasan soal kejadian memalukan kemarin itu, Lida,” Pak Baroto langsung ke persoalan.

“Soal yang mana, Pak?” Alida pura-pura bego.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline