Om Telolet Om!
Walaupun sudah memasuki tahun baru, penulis rasa sepotong kalimat diatas masih bisa dianggap booming saat ini. Dan beberapa waktu belakangan, anda pasti bisa dengan mudahnya menemukan kalimat tersebut. Entah itu menemukannya di kolom komentar, atau menemukannya di status akun media sosial yang anda ikuti. Bahkan media elektronik dan digital pun ramai-ramai membahas ‘om telolet om’ ini.
Awalnya anda, sama dengan penulis, kemungkinan besar bingung, apa sih arti dari ‘om telolet om’ itu? Mengapa bisa viral sekali di media sosial?
Karena dengan waktu sekejap dan entah siapa yang memulai, ‘om telolet om’ sudah mengisi kolom-kolom komentar di berbagai media sosial. Tidak hanya di akun public figure dalam negeri, akun public figure luar negeri pun menjadi sasaran.
Untuk public figure asli Indonesia, pasti bukanlah hal yang sulit untuk mencari tahu apa arti ‘om telolet om’. Namun hal sebaliknya dialami oleh public figure luar negeri. Tentu mereka mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya, mengapa di akun Instagram dan Twitter mereka dibanjiri oleh komentar yang serupa?
Tak ayal, fenomena ini membangkitkan rasa penasaran. Nama-nama beken seperti duo DJ The Chainsmoker, grup musik elektronik Cash Cash, hingga mantan pesepakbola asal Jerman Michael Ballack bertanya-tanya, apa arti dari ‘om telolet om’ itu? Tanpa sungkan, banyak juga followers mereka dari Indonesia yang menjelaskan arti tersebut.
Tidak sedikit juga public figure dalam dan luar negeri yang juga terjangkit demam ‘om telolet om’ ini. Walikota Bandung Ridwan Kamil mengunggah video parodi ‘om telolet om’ menggunakan wallpaper dan stiker bersama putrinya, lalu pebalap Moto GP asal Spanyol Marc Marquez yang mencuitkan tweet‘om telolet om’ di akun Twitter-nya, hingga klub-klub sepakbola Eropa, seperti Bayern Muenchen, Inter Milan, dan AS Roma yang juga mengunggah video bus tim membunyikan klakson yang tentunya dilengkapi dengan caption‘om telolet om’.
Ternyata hal ini bermula dari beberapa video unggahan di media sosial seperti YouTube dan Facebook, dimana di video-video tersebut berisikan tingkah polah anak-anak kecil yang tinggal di sekitar daerah Jepara-Kudus atau sekitar Jalur Pantura. Dengan bermodalkan kertas atau potongan kardus dan tulisan ‘om telolet om’, anak-anak tersebut meminta para supir bus yang melintas untuk membunyikan klakson nya.
Tentu hal ini merupakan hal yang sangat sederhana. Tetapi yang membuat istimewa, bunyi klakson bus-bus yang melintas tidak seperti bunyi klakson biasa. Klakson tersebut sudah diganti dengan klakson yang menghasilkan bunyi lebih nyaring dan nada yang beragam. Dan jika bus-bus membunyikan klakson ‘telolet’ nya, anak-anak tersebut sontak berteriak kegirangan. Sementara jika bus hanya melewati mereka begitu saja, dengan gaya seperti penonton konser yang kecewa dengan penampilan penyanyi, secara serentak dan tanpa dikomando, mereka akan bersorak dengan nada kecewa.
Mungkin kegembiraan mereka ini seperti kegembiraan yang pernah penulis dan anda rasakan sewaktu kecil dulu. Seperti mengejar layang-layang yang putus, atau berteriak ‘Pesawat minta duit!!!’ saat melihat pesawat melintas di langit. Memang tampaknya tidak ada kegembiraan disana, namun bagi yang pernah mempraktekkan dan merasakan hal diatas, pasti mengerti bagaimana girangnya anak-anak tersebut.
Orang sering berkata bahwa bahagia itu sederhana. Itu benar adanya, karena memang bahagia itu sederhana, sesederhana bahagianya anak-anak di Jalur Pantura mendengar klakson bernada unik dari bus-bus yang melintas.