Lihat ke Halaman Asli

SC Paderborn, Sebuah Dongeng yang Tak Berakhir Indah

Diperbarui: 1 Januari 2017   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.oddschoice.com

SC Paderborn. Sebuah tim yang namanya diambil dari kota asal mereka, Paderborn. Sebuah tim kecil yang dari musim kemusim berkutat di Bundesliga 2, dan terkadang singgah dikasta ketiga. Namun lain cerita di musim 2014/2015. Klub yang bermarkas 100 kilometer dari kota Dortmund ini berhasil naik ke Bundesliga setelah musim sebelumnya menjadi runner up di Bundesliga 2.

Partisipasi Paderborn di Bundesliga musim ini adalah yang pertama kalinya semenjak berdiri ditahun 1985. Kenyataan ini membuat Paderborn seperti berada didalam dongeng, dimana mimpi terliar mereka akhirnya terwujud.

Diawal musim, Paderborn tampil cukup mengesankan dengan memuncaki puncak klasemen pada spieltag 4, mengungguli klub - klub papan atas Bundesliga, sebut saja Muenchen, Leverkusen, ataupun Dortmund.

Namun semua hal tidak selalu berjalan lancar. Petaka awal dimulai saat mereka bertemu Bayern Muenchen. Pertandingan ini bak David melawan Goliath. Sangat timpang. Banyak perbedaan mencolok diantara kedua tim, seperti kualitas pemain, jumlah raihan gelar juara, dan pengalaman. Hasilnya mereka dihajar 4 gol tanpa balas.

Setelah mengalami kekalahan dari Muenchen, penampilan Paderborn layaknya roller coaster. Naik turun tidak menentu. Mereka harus merelakan pucuk klasemen diambil alih. Tak sampai disitu, mereka juga berangsur - angsur tergusur dari papan atas. Tapi mereka masih menampilkan performa impresif saat berhasil menahan imbang Borussia Dortmund, Bayer Leverkusen, dan VFL Wolfsburg. Walaupun tampil inkonsisten, Paderborn menutup tahun 2014 di posisi ke 10.


[caption id="" align="alignnone" width="650" caption="sumber : www.oddschoice.com"][/caption] Diputaran kedua, mimpi buruk Paderborn tak kunjung berakhir. Malah semakin parah. Dua kekalahan telak berturut - turut dialami oleh Paderborn. Kalah 5-0 dari Mainz, dan 3-0 dari Hamburg. Dilanjutkan dengan hasil imbang dengan Koeln, maka tercatat sudah 10 pertandingan terakhir Paderborn tidak meraup poin penuh.

Angin segar sedikit bertiup saat mereka menang 2-1 atas Hannover di pekan 21. Tapi seperti yang sudah - sudah, badai besar kembali bertiup. Berturut - turut mereka gagal menang tanpa mencetak gol selama 6 pertandingan terakhir. Dicukur Muenchen 6-0, kalah 3-0 melawan Borussia Moenchengladbach, takluk dari Leverkusen 3-0, digilas Eintracht Frankfurt 4-0. Sempat menahan Hoffenheim 0-0, namun kembali gagal menang setelah kalah dari Hertha Berlin dengan skor 2-0. Di spieltag 27, mereka sudah terjerembab di zona degradasi.

Menyisakan 7 pertandingan dan sedang berada dipapan bawah membuat Paderborn harus bekerja keras untuk tidak terdegradasi. Sempat berjuang sampai pekan terakhir untuk tidak turun kasta, Paderborn akhirnya menutup musim diposisi juru kunci, dan otomatis terdegradasi ke Bundesliga 2 setelah kalah 2-1 diduel terakhir dari VFB Stuttgart.

Dengan kata lain, tidak ada akhir yang indah bagi SC Paderbron.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline