Lihat ke Halaman Asli

Mardi Sirait

Administer Social Justice

Eksistensi: Suatu Keberadaan dan Tujuan Hidup

Diperbarui: 4 Oktober 2020   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Arus pemikiran manusia sebelum Sokrates hanya berkutat pada alam semesta dan hal di luar diri manusia. Sampai di masa Sokrates, arus pemikiran manusia mengalami penerobosan, dari memikirkan diri ke memikirkan diri sendiri. Sokrates menyebut, "Bagaimana kamu mengenal semesta dan hal diluar dirimu, jika kamu tidak terlebih dulu mengenal diri mu". "Mengenal diri"-menjadi arus yang baru dalam pemikiran para filsuf setelah Sokrates. Tetapi, Sokrates tidak menjelaskan dari mana manusia bisa mengenal keberadaan diri tersebut.

Hal tersebut mencetuskan pertanyaan, "Apa yang menjadi sumber eksistensi manusia dan untuk apa dia ber-keberadaan."

Di berbagai abad, manusia mencoba mendefiniskan hal tersebut.

Salah satu, Darwin (Darwinisme), menyebut "Manusia itu hanya merupakan produk dari suatu evolusi, yang keberadaannya merupakan hasil adaptasi dengan alam."

Hingga pemikiran manusia akan Eksistensi (keberadaan-nya) berkelanjutan, diwakili 2 pemikiran besar. Menggambarkan keberadaan manusia dalam eksistensi dan tujuannya.

Dimulai dari Soren Aabye Kierkegaard seorang filsuf Denmark, dan Friedrich Nietzsche seorang filsuf German.

Soren Aabye Kierkegaard, menyebut Eksistensi manusia adalah suatu keberadaan yang eksis di hadapan Tuhan. Tuhan adalah sumber keberadaan manusia dan Dia pencipta Eksistensi manusia. Sehingga, manusia hidup di hadapan Tuhan secara bertanggungjawab.

Berbeda dengan Friedrich Nietzsche, menyebut Eksistensi manusia adalah keberadaan tanpa Tuhan. Manusia bebas dalam keberadaan-nya, manusia menjadi tuhan atas dirinya.

Dari dua arus pemikiran tersebut, menjadi pemikiran yang mempengaruhi manusia modern secara prinsip maupun praktis.

Memunculkan manusia yang keberadaannya untuk beribadah kepada Tuhan-nya, dan memunculkan manusia yang menjadi tuhan atas hidupnya.

Secara praktis dan prinsip, memaknai Eksistensi (keberadaan) manusia adalah hal yang mutlak. Hal tersebut akan mempengaruhi tujuan hidup-nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline