Lihat ke Halaman Asli

Mardi Rasang

Mahasiswa

Pulang

Diperbarui: 9 Juni 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pulang.

Jejak milik tuan dan puan.
Tuan melangkah tak terbatas.
Berita datang hari ini terbata-bata.
Waktu memberi isyarat.

Esok tak kunjung pulih.
Perlahan gelisah menikam hati.
Beranjak tuan melangkah tertati-tati.

Puan.
bercahaya, terpesona di ujung timur.
Sekilas kata tak patah, bertatap lembut.
Aroma angin awal juni merambat pikiran.

Terbata-bata tuan melangkah ke arah Tujuan.
Terlihat barista berdiri menatap secangkir kopi.
Meja kotak menampung derita tuan.
Ke'esokan hari mata menatap langit.
Seperti apa tuan merindu?

Jalan pulang masih terlihat rumit.
Di awal juni masih seperti awal tahun.
Kata tak kunjung musnah dalam pikiran.

Esok hari masih memiliki waktu.
Berdiri bersandar pada tiang dengan tatapan kosong.
Mengingat jejak langkah yang di tinggalkan.
Hari ini, esok, lusa atau kapan pun itu, kita akan bersandar pada pulau kecil di ujung timur.

Tuan dan puan masih berselisih antara rumah atau Tuhan yang akan ditemui.
Kelak jalan pulang tidak selalu saja menuju ke rumah,  melainkan kembali kepada Tuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline