Meramu prasa menjadi kata.
Menjadi tenang dipikirkan, menjadi ambisi di rasakan.
Kau dan aku menjadi kita dalam satu genggaman.
Disiksa tak ingin bergerak, kita terus terpincut dengan kelakuanya.
Namun. Dalam hati ingin melawan entah akan menjadi indah atau terbakar?.
Berbicara menjadi kaku di hadapanya.
Kau terus membuat diri merasa terbakar.
Paras mu mengoda, kasih tentang perjalanan mu merasa diri menopang tiap-tiap langkah.
Sampai kapan kau akan bertahan dalam amarah yang tak kunjung tenang?
Aku tak cukup mampu meracik kata untuk membuat mu merasa tenang.
Jangan menikam hati.
Jangan mengobok gunda anak mu sang raja.
Berilah iah secukup madu untuk anak mu menikmati indahnya dunia sepanjang hidupnya!
Ruang sosial kini membutuhkan anak-anak cerdas untuk merubah kebisingang pada ruang tamu.
Meja kotak dengan disuguhkan segelas kopi tak akan menyelesaikanya.
Apabila kita terus menikam mereka dengan kata patah hati, mereka juga akan terus merasa tersiksa dengan kehidupan!