Pengembangan Media Pembelajaran Memahami Cerita Legenda dengan Cerita Bergambar untuk Siswa SMP N 1 Bawang Kelas VIII di Kabupaten Batang
Kegiatan pembelajaran memahami cerita legenda di kelas VIII SMP N 1 Bawang Kabupaten Batang masih mengalami hambatan yang menyebabkan pembelajaran tidak berjalan efektif. Menurut Usman dan Asnawir (2002) kondisi tersebut disebabkan adanya kecenderungan penyampaian dengan metode ceramah, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat, dan semangat belajar. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan tersebut ialah dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran merupakan komponen yang sangat berpengaruh dan perlu diperhatikan dalam pembelajaran, karena media berperan sebagai penyalur antara peserta didik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Media pembelajaran berperan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak, mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata. Media harus memuat materi yang dirancang secara lebih sistematis dan psikologis agar pembelajaran berjalan efektif. Di samping itu, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan setiap siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda. Hamalik (dalam Arsyad, 2003:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran juga berguna untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran bahasa Jawa.
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran bahasa Jawa adalah memahami isi cerita legenda. KD memahami isi cerita legenda ini mengacu pada Kurikulum 2013. Pemilihan Kurikulum 2013 ini didasarkan beberapa alasan, di antaranya : 1. Dalam kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, materi cerita legenda untuk kelas VIII hanya pada kompetensi mendengar/menyimak yakni dalam KD mendengarkan legenda. Sedangkan dalam Kurikulum 2013, terdapat KD memahami cerita legenda yang mencakup kompetensi membaca dan mendengar. Dalam arti, siswa dapat memahami legenda dengan membaca maupun mendengar.
Di setiap jenjang kelas pada mata pelajaran bahasa Jawa terdapat aspek membaca, baik membaca nyaring maupun membaca pemahaman. Salah satu contoh membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Jawa ialah membaca pemahaman cerita legenda.
Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut, peneliti bermaksud ingin mengembangkan media pembelajaran memahami isi cerita legenda yang akan dikemas ke dalam bentuk buku Cerita Bergambar. Cerita Bergambar yang dimaksud, telah dipersiapkan sebagai media pembelajaran dalam KD memahami isi cerita legenda. Media ini dikembangkan dalam bentuk visual (penglihatan) tiga dimensi, berbeda dengan media-media sebelumnya yang hanya berupa teks bacaan (media cetak).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H