Lihat ke Halaman Asli

Mardiana Hayati

Psikolog kemarin sore, yang terus belajar supaya makin kece :)

Cyber Cheating, Ketika Selingkuh Semakin Mudah

Diperbarui: 17 Oktober 2020   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | photo created by freepik - www.freepik.com

Beberapa tahun silam, saat teknologi belum semaju sekarang dan jumlah orang yang memiliki gadget masih dapat dihitung dengan jari, batasan berselingkuh dapat terlihat dengan jelas. Jalan berdua, kencan, adanya sentuhan fisik mulai dari bergandengan tangan hingga berhubungan intim, dapat dengan mudah dikategorikan sebagai selingkuh. Interaksi secara fisik merupakan indikator seseorang dapat dikatakan berselingkuh.

Sekarang, seiring dengan banyaknya fitur gadget serta maraknya sosial media, jarak sosial antar manusia semakin menipis. Banyak sekali perantara yang dapat digunakan untuk menciptakan interaksi antar manusia, tanpa harus bertemu secara langsung atau melakukan kontak fisik. 

Lalu apakah dapat dikatakan sebagai perselingkuhan bila tidak ada kontak fisik?

Sebagian besar orang dapat berkelit dengan mengatakan, “kan cuma saling like di-facebook, hanya iseng saja mention di twitter, hanya DM saja di ig, kami tidak pernah bertemu, tidak terjadi apa-apa kok” (dan beberapa alasan yang lain).

Perselingkuhan sendiri dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang melanggar perjanjian eksplisit maupun implisit antara kedua belah pihak yang memiliki risiko dapat merusak keutuhan hubungan tersebut dan biasanya melibatkan ketidakjujuran (Siegel, 2013).

Lebih lanjut, aksi perselingkuhan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu fisik, emosional, dan gabungan antara fisik serta emosional (Pour dkk, 2019). 

Aksi yang melibatkan fisik merupakan bentuk yang paling jelas karena terlihat secara nyata, seperti kencan, sering menghabiskan waktu berduaan, maupun melakukan hubungan seksual.

Di lain pihak, perselingkuhan emosional lebih susah dilihat, karena seringkali muncul dalam bentuk tindakan yang implisit, seperti memikirkan orang lain atau berfantasi berhubungan romantis dengan orang lain.

Lalu bagaimana bila interaksi terjadi secara online? Dapatkah dikatakan sebagai perselingkuhan?

Jawabannya adalah tentu saja.

Luasnya dunia maya mempermudah jalan para pelaku atau orang yang berniat berselingkuh. Bahkan orang yang semula tidak berniat berselingkuh dapat terjebak dalam kedekatan yang terlalu jauh dengan orang lain di dunia maya. Dunia maya pun menjamin kerahasiaan dari hubungan terlarang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline