Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa itu "Pesulap" dan "Pembual"

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mahasiswa, suatu kata yang tentunya erat dengan dunia pendidikan. Mahasiwa dapat dikatakan sebagai tingkatan tertinggi seorang siswa setelah selesai mengenyam pendidikan dari TK, SD, SMP, dan SMA. Sejarah Indonesia sendiri tidak terlepas dari pergerakan mahasiswanya. Sebelum Indonesia merdeka, para pendiri seperti Ir. Soekarno merupakan mahasiswa (pelajar), bagian dari kaum intelek yang kemudian melakukan perubahan. Begitu juga pada taun 1965 dan 1998, kita menyaksikan sosok-sosok mahasiswa menggelontorkan aksi-aksinya yang kemudian membawa perubahan, dari Orde Lama ke Orde Baru, dari Orde Baru ke Era Reformasi. Pantaslah kalau kemudian ada yang menyebut mahasiswa sebagai "agent of change"

Dalam perannya, dikatakan bahwa mahasiswa memiliki tugas sebagai agent of change, iron stock, dan social control. Namun, ada dua kata yang menurut saya lebih cocok untuk menggambarkan mahasiswa terutama terkait kehidupannya dalam menuntut ilmu yaitu "PESULAP" dan "PEMBUAL".

PESULAP

Ya, mahasiswa adalah pesulap dengan kemampuan luar biasa untuk mengubah sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Bagaimana caranya? Berikan saja kepada mahasiswa sebuah tugas untuk menulis makalah dalam waktu semalam maka saya yakin mahasiswa itu akan mampu melakukannya dalam waktu 3 jam sebelum waktu pengumpulannya. Tidak hanya itu, makalahnya pun berisi banyak "bualan" yang selanjutnya menuntun kita kepada karakter mahasiswa yang berikutnya,

PEMBUAL

Mahasiswa adalah seorang pembual yang hebat. Cukup anda berikan suatu topik di kelas dan suruhlah mahasiswa untuk mempresentasikan mengenai topik itu. Saya yakin mahasiswa tersebut akan mampu memeberikan penjelasan dengan sangat meyakinkan walaupun sebenarnya tidak tau apa yang sedang dikatakannya. Tidak hanya itu, bualan juga dapat dilakukan ketika telat dalam mengumpulkan tugas kepada dosennya. Mahasiswa dapat melontarkan berbagai macam alasan yang sangat meyakinkan bahwa keterlambatannya merupakan sesuatu yang tidak dapat terhindarkan, sebuah force majeur yang berada di luar kemampuan manusia dan hanya Tuhan yang mampu mengubahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline