Lihat ke Halaman Asli

Kejahatan di Masjid

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada sebuah kejadian yang sungguh mengagetkan saya kemarin malam. Selepas salat Isya di sebuah Masjid, saya mendapati sepatu saya telah hilang. Saya pun mencari kesana kemari namun apa daya tidak dapat saya temukan. Beberapa jamaah lain yang melihat saya kebingungan menanyakan apa yang terjadi dan setelah saya menceritakan apa yang menimpa saya mereka pun berkata bahwa di Masjid itu memang sering terjadi kehilangan atau pencurian alas kaki. Saya pun pulang dengan geram dan mengutuk orang yang mengambil sepatu saya itu, terlebih lagi sepatu yang hilang itu baru saya beli beberapa hari sebelumnya setelah minggu lalu sepatu saya pun hilang di Masjid lainnya.

Ada satu hal yang terbesit di benak saya ketika kejadian itu menimpa saya, "Kenapa ada orang yang berani sekali berbuat jahat di Masjid yang notabene adalah rumah ibadah?". Pertanyaan itu pun tentunya mengingatkan kepada kejadian pemboman Masjid yang terjadi saat salat Jum'at di Cirebon lalu. Saat itu, para jamaah yang tengah melaksanakan ibadah salat Jum'at dikagetkan oleh bom yang meledak dari salah seorang di antara para jamaah. Korban tidak pernah membayangkan ada orang yang berani mengebom Masjid di saat orang-orang sedang beribadah ditambah lagi Masjid yang dibom berada dalam markas polisi.

Kembali kepada saya, kejadian pencurian di Masjid yang saya alami ini bukan pertama kalinya. Saya ingat pertama kali mengalami kejadian seperti itu sewaktu SMA. Saat itu selepas salat Ashar dan saya meninggalkan Handphone saya karena lupa. Akibatnya, Handphone saya pun sukses diambil seseorang yang setelah saya tanya kepada saksi mata ternyata adalah orang yang sebelumnya salat di samping saya. Saya pun sangat terkejut sewaktu mengetahuinya.

Memang, siapa yang menyangka akan ada seseorang yang begitu beraninya untuk berbuat jahat di Masjid. Namun, itulah realita yang menunjukkan bahwa di balik kesucian dan kebaikan ada kejahatan.

Saya sadar bahwa apa yang saya alami sesungguhnya merupakan akibat dari kelalaian saya dalam menjaga barang-barang yang saya miliki. Oleh karena itu, saya saya menyarankan kepada semua untuk lebih berhati-hati di mana pun kita berada. Kita harus ingat bahwa kita tidak pernah benar-benar aman dari kejahatan meskipun kita berada di tempat ibadah. Untuk para jamaah yang mau salat, saya sarankan untuk menitipkan alas kaki kepada petugas masjid atau membawanya ke dalam dengan dimasukkan di tas (sebagaimana yang saya lakukan sekarang untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali).

Pihak Masjid pun sudah seharusnya membuat tempat penitipan dan ada penjaga atau membuat tempat yang bisa digunakan untuk menaruh alas kaki atau barang bawaan seperti tas dengan aman. Saya ingat sewaktu dulu berkunjung ke Istanbul di Turki, saya mendapati Masjid di sana menyediakan tempat menaruh alas kaki yang berada jarak antara shaf depan dengan belakang sehingga para jamaah bisa menaruh alas kaki di depannya ketika salat. Alangkah baiknya, apabila hal ini ada juga di Indonesia, namun pengaturan tempat shaf salat di masjid-masjid yang ada di Indonesia kebanyakan tidak ada jarak antara depan dan belakang sehingga hal tersebut sulit dilakukan.

Akhir kata, semoga kita semua bisa lebih berhati-hati terhadap lingkungan kita dan semoga Allah SWT memberikan kesadaran kepada para penjahat yang beraksi di Masjid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline