Di zaman covid 19 ini, protokol kesehatan memerintahkan kita tetap di rumah. Bekerja, belajar dan belanja dari rumah. Rutinitas kehidupan sehari-hari menjadi berubah. Tiada lagi ketemu teman-teman yang biasanya ngobrol santai sambil ngopi. Tiada lagi tawa, canda dan senyuman. Terpaksa berselimut sepi. Semua rencana kehidupan berantakan. Yang muncul adalah ketakutan.
Bayangkan, kalau tak ada teknologi komunikasi digital. Kita akan merasa hidup dalam isolasi sosial. Komunikasi digital membuat kita terhubung dengan orang secara global. Kita bisa berhubungan dengan siapa dan dimana saja. Kita merasa tidak sendiri, diri terhibur dan ingatan terjaga. Teknologi internet telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Mulai dari gaya hidup, cara bekerja, belajar, belanja hingga cara komunikasi antar individu. Semua telah didigitalisasi.
Apa itu komunikasi digital? Apa manfaat dan efek negatif yang ditimbulkannya?
Sudah banyak orang tahu tentang komunikasi digital, bahkan telah melaksanakannya setiap hari. Tapi "mengetahui" tidak sama dengan "memahami". Dengan memahami kita memperoleh makna. Inilah perbincangan kita dalam tulisan ini. Mari kita memahami komunikasi digital agar paham manfaat dan efek negatif yang ditimbulkannya.
Komunikasi digital disebut juga komunikasi online. Komunikasi digital adalah komunikasi berbasis komputer untuk mengirim dan menerima pesan atau bertukar kabar lewat platform digital. Konsep komunikasi digital selalu berkembang tergantung pada penemuan-penemuan alat berbasis teknologi internet. Dulu hanya ada SMS, lalu muncul whattshapp, Facebook, Instagram, line hingga video call.
Medium komunikasi digital ada yang bersifat synchronis, bila semua komunikator secara simultan bertukar pesan atau balas membalas suatu pesan. Contohnya komunikasi dalam sebuah permainan atau Game Online, chatting di media sosial seperti facebook, whatsapp dan media pembelajaran online.
Di samping itu, medium komunikasi digital ada yang bersifat a synchronis, bila tidak terjadi sahut menyahut dalam interaksi komunikasi. Contohnya email dan kolom-kolom komentar dalam media sosial, seperti youtube, instagram dan lainnya.
Pelaku komunikasi digital di Indonesia makin hari makin bertambah. Dalam sebuah situs, disampaikan bahwa 175 juta rakyat Indonesia memiliki telephone genggam (HP) untuk berkomunikasi.
Jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa. 175 jiwa pengguna HP dan aktif dalam layanan internet dan sosial media, terbilang cukup banyak. Lebih separuh jumlah penduduk. Mungkin sekarang jumlah ini telah bertambah, karena dalam wabah corona, anak-anak sekolah mendapat sumbangan HP untuk melaksanakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Komunikasi digital merupakan proses komunikasi yang didominasi oleh komunikasi tertulis, mulai dari SMS, email, Whatshapp, Facebook dan lainnya. Bahasa tubuh telah hilang sama sekali.
Pesan tertulis bisa menimbulkan perbedaan interpretasi. Pesan yang disampaikan oleh pengirim berbeda diterima oleh penerima pesan. Kalau kita buta aksara secara fungsi, maka pesan tak terbaca karena tak paham makna. Di sini tampak dibutuhkan kemampuan literasi digital.