Lihat ke Halaman Asli

mardalena

Mahasiswa

Berawal Dari Istilah Banyak Anak Banyak Rejeki Bisa Menjadi Ancaman Banyaknya Pengangguran Di Negara Indonesia

Diperbarui: 3 Januari 2023   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berawal dari kalimat " banyak anak banyak rezeki " merupakan istilah yang sangat sering kita jumpai di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Terlebih lagi pada zaman dahulu pemikiran masyarakat Indonesia sudah tertanam dari sejak pada zaman penjajahan yang dialami oleh nenek moyang kita.

Pada zaman mereka dahulu banyak anak merupakan suatu kebanggaan dari mereka karena anak-anak tersebut bisa membantu ekonomi keluarganya apalagi pada saat itu masih di zaman penjajahan. Mayoritas masyarakat Indonesia di zaman pada saat itu adalah sebagai seorang petani dan pekerja kasar. Dari sinilah istilah itu menjadi kalimat yang mereka gunakan dan menjadi sebuah kalimat yang teranam dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Semakin banyak anak maka anak-anak tersebut bisa meringankan beban dari orang tuanya seperti membantu pekerjaan di ladang, membantu berjualan di pasar, menjadi pekerja kasar dan lain-lain. Walaupun banyak anak, kepala keluarga yang ada di satu keluarga itu mampu menghidupkan anak-anaknya yang banyak ini dari kecil hingga besar walaupun makan nggak Makan asalkan bisa kumpul. Tetapi pada zaman sekarang istilah tersebut tidak bisa digunakan lagi dikarenakan apabila mempunyai banyak anak maka ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada di satu daerah atau negara itu menjadi terbatas. Hal inilah yang menjadikan awal cikal bakal banyaknya pengangguran bermunculan di satu lingkup daerah ataupun negara (dikutip dari laman OCBC NISP 16 November 2022, tentang Pengangguran adalah : Penyebab, dampak, jenis, cara mengatasi).
Apa yang bisa menyebabkan suatu negara banyaknya pengangguran?. Banyaknya pengangguran di suatu negara ini disebabkan oleh upaya yang ditawarkan dari sebuah perusahaan tidak sesuai dengan harapan dari para tenaga kerja lalu ketersediaan lapangan pekerjaan tidaklah sebanyak masyarakat yang ada di Indonesia dan tingkat kualitas para pekerja di Indonesia tidak sebagus kualitas seperti negara Jepang yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang dimilikinya. Siapa yang bisa menjadi pengangguran?. Setiap orang bisa menjadi pengangguran dan salah satunya dimasyarakat negara Indonesia. Siapa saja bisa menjadi pengangguran disebabkan kurangnya pengalaman dan kemampuan ataupun skill yang dimiliki oleh satu orang atau individu sehingga tidak bisa bersaing dengan pekerja lainnya, dan masih banyak masyarakat yang ada di Indonesia ini tidak tidak bersekolah dan putus sekolah sehingga tidak memiliki ijazah yang menjadi syarat dalam melamar suatu pekerjaan diperusahan-perusahan. Mengapa setiap individu harus mempunyai skill atau kemampuan? Setiap individu harus mempunyai skill ataupun kemampuan agar masyarakat yang bisa bersaing dengan para pekerja lainnya dan termasuk bersaing dengan kerja asing yang ada di negara kita, tidak memiliki kemampuan ataupun skill yang mumpuni terhadap bidang yang ditekuni dalam suatu perusahaan. Sehingga tidak bisa bersaing dengan masyarakat lainnya yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran ini bisa muncul disebabkan dari pemutusan kerja yang dialami para pekerja pada saat pandemi Covid-19 di tahun 2020. Dimana pengangguran bisa terjadi? Pengangguran bisa terjadi di mana saja, contoh yang ada di sekitaran kita yaitu anak-anak yang putus sekolah lalu mereka menjadi seorang pengamen hingga ia besar dan bisa saja orang yang tidak bisa bersaing dengan orang lainnya. Lalu bagaimana cara mencegah pengangguran ini terjadi dalam satu negara? Yaitu dengan cara mengadakan bimbingan dan juga beberapa penyuluhan mengenai keterampilan dalam bekerja, meningkatkan taraf pendidikan, serta memperluas dan memperbanyak lapangan pekerjaan.

Pandangan ulama mengenai pengangguran : 

Islam tidak menyukai orang yang menganggur karena kemalasan, dan sebaliknya menyukai orang-orang yang mau bekerja keras. Secara fiqih, bekerja mencari nafkah adalah wajib, sedangkan berpangku tangan hukumnya adalah haram. Sebab, orang menganggur berarti tidak memanfaatkan anugerah yang telah Allah berikan, berupa nikmat pikiran, nikmat kekuatan, kesehatan, dan lain sebagainya. Secara fitrah, manusia adalah makhluk sempurna yang memiliki kompetensi diri yang unik, beragam, dan sesuai dengan bidang pekerjaan tertentu. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, manusia memiliki potensi yang bisa digunakan untuk bekerja.
Dalam Kanzul Ummal no. 9858 diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab radliyallahu anhu mengatakan: “Sungguh kadang aku melihat seorang lelaki yang membuatku terkagum. Lalu aku tanyakan, ‘Dia punya pekerjaan?’ Jika mereka menjawab ‘Tidak’ lelaki itu langsung jatuh wibawanya di mataku.”
Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu dalam Mujam al-Kabir no. 8539 mengatakan: “Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur, yang tidak melakukan amal dunia maupun amal akhirat” (HR at-Thabrani).

Pandangan penulis :
Menurut pandangan saya mengenai pengangguran ini merupakan hal yang sangatlah lumrah terjadi di di suatu daerah Bahkan dalam negara, apabila ada seseorang yang memiliki pedoman sebagaimana kalimat" banyak anak banyak rezeki" ini menurut saya tidaklah baik dikarenakan jika banyak anak maka akan semakin banyak tanggungan dan membesarkan seorang anak bagi orang tua. Orang tua harus bertanggung jawab untuk membesarkan dan memberi pendidikan terhadap si anak agar anak tersebut bisa menjadi orang yang mempunyai kualitas yang tinggi dan mempunyai skill serta kemampuan dalam suatu pekerjaan yang digelutinya atau ditekuninya. Apabila tidak bisa bersaing dengan pekerja lainnya maka pekerja yang tidak mempunyai skill dan kemampuan ini tidaklah dibutuhkan dalam suatu perusahaan ataupun dalam pekerjaan. hal inilah pandangan penulis dari istilah banyak anak banyak rezeki di zaman sekarang tidaklah efisien terlebih lagi pemerintah negara Indonesia juga sudah menyerukan Dua Anak Cukup dan dua anak lebih baik. Dengan mengikuti program KB (Keluarga Berencana).
Jika pengangguran banyak itu akan menjadi dampak kepada suatu negara, dan para pemerintah harus menemukan solusi yang tepat mengenai penanganan terhadap pengangguran pengangguran yang ada di negara Indonesia ini.

Jadi kesimpulannya Penggunaan istilah kata “ Banyak anak banyak rejeki“  sejak dahulu sudah dijadikan pegangan oleh para leluhur kita. Akibat dari banyak anak banyak rejeki ini bisa menyebabkan jumlah penduduk mengalami peningkatan yang sangat signifikan meningkat. Tetapi disisi lain, kemampuan pemerintah dan negara untuk memberikan pelayanan kepada penduduk terbatas. Banyaknya pengangguran di suatu negara ini disebabkan oleh upaya yang ditawarkan dari sebuah perusahaan tidak sesuai dengan harapan dari para tenaga kerja lalu ketersediaan lapangan pekerjaan tidaklah sebanyak masyarakat yang ada di Indonesia dan tingkat kualitas para pekerja di Indonesia tidak sebagus kualitas seperti negara Jepang yang mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang dimilikinya.
Pengangguran bisa terjadi di mana saja, contoh yang ada di sekitaran kita yaitu anak-anak yang putus sekolah lalu mereka menjadi seorang pengamen hingga ia besar dan bisa saja orang yang tidak bisa bersaing dengan orang lainnya.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan artikel ini, baik dari segi penulisan maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan artikel yang penulis buat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline