Pada, tanggal 28 November 2024 PT. Indotech Sains Inti berhasil mengadakan Webinar Biobanking dengan tema besar "Increasing Quality and Efficiency Through Professional Development in Sample Management" yang dihadiri oleh 52 peserta dari berbagai institusi dan univerisitas yang bergerak di bidang life science.
PT. Indotech Sains Inti berkerja sama dengan UPTD Labkes Prov Jabar sebagai salah satu narasumber selama acara webinar berlangsung. Salah satu narasumber kami yaitu Bapak Rifky Waluyajati Rachman selaku KTK Lab Biomolekuler, UPTD Labkes Prov Jabar memberikan pemaparan materi dengan judul "Proper Lab Sample Management is Critical to Quality and Reliability".
Beliau menyampaikan bahwa pada manajemen sampel laboratorium terdapat beberapa proses pengelolaan sampel biologis atau material lainnya di laboratorium untuk memastikan kualitas, integritas, dan kelacakannya. Manajemen sampel tentunya didukung dengan biorepositori yang merupakan fasilitas untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola sampel biologis (seperti darah, jaringan, sel, DNA, atau cairan tubuh lainnya) beserta data terkait untuk digunakan dalam penelitian ilmiah, medis, atau klinis.
Biorepositori bisa digunakan secara manual atapun bisa menggunakan otomatis. Sesuai dengan kebutuhan untuk sampel dengan jumlah yang sedikit mungkin akan lebih nyaman menggunakan manual namun, untuk penyimpanan sampel dengan jumlah yang banyak hingga mencapai ribuan sampel akan lebih efisien menggunakan biorepositor otomatis. Hal ini dikarenakan Biorepositori manual memiliki beberapa kekurangan seperti:
- Rentan terhadap kesalahan manusia. Kesalahan dalam penanganan sampel, seperti pembekuan atau pencairan yang tidak tepat, dapat merusak sampel dan membuatnya tidak dapat digunakan untuk analisis. Data yang rusak dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak valid.
- Efisiensi rendah untuk koleksi besar. Proses pencarian sampel secara manual dalam koleksi yang besar membutuhkan waktu yang lama dan membuang sumber daya manusia. Sehingga, waktu yang terbuang dan kesalahan manusia dapat meningkatkan biaya operasional laboratorium.
- Kesulitan dalam pencarian cepat atau pemeliharaan data dalam skala besar. Melacak perubahan dan pergerakan sampel dari waktu ke waktu sangat sulit dilakukan secara manual, terutama untuk sampel yang sudah lama disimpan. Kesulitan dalam mengelola sampel dapat menghambat kemajuan proyek penelitian.
Secara garis besar manajemen sampel dalam biorepositori sangat penting karena memastikan sampel biologis dapat digunakan secara maksimal untuk penelitian, pengujian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selian itu, beliau menceritakan pengalaman di UPTD Labkes Prov Jabar dalam penggunaan biorepositori secara otomatis untuk memudahkan manajemen sampel dengan jumlah sampel yang disimpan mencapai ribuan.
Saat ini, UPTD Labkes Prov Jabar secara penuh memilih untuk menggunakan Arktic yang merupakan biostorage otomatis -80C dan LVL yang merupakan 2D barcoded tube sebagai wadah penyimpanan sampel yang mendukung seluruh alur kerja manajemen sampel secara otomatis.
Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Rifky penggunaan birepositori secara otomatis ini telah dirasakan secara langsung oleh UPTD Labkes Prov Jabar dalam manajemen sampel antara lain sebagai berikut:
- Meminimalkan kesalahan manusia. Penggunaan alat otomatis untuk mengukur dan mencatat data, sehingga mengurangi risiko kesalahan pencatatan manual.
- Efisiensi tinggi untuk mengelola ribuan sampel. Kemampuan untuk mengelola sejumlah besar sampel dengan cepat dan efektif, tanpa membuang waktu dan sumber daya yang berlebihan.
- Kecepatan dalam pencarian dan pengambilan sampel. Kemampuan untuk menemukan dan mengambil sampel yang diinginkan dengan cepat dan tepat.
- Rekam jejak dan pelacakan sampel lebih akurat. Penerapan sistem pelacakan real-time untuk mengetahui lokasi sampel setiap saat.
Adapun alur kerja manajemen sampel yang dilakukan oleh UPTD Labkes Prov Jabar mulai dari pengumpulan sampel dari berbagai laboratorium, kemudian pemrosesan sampel seperti melakukan ekstraksi DNA dan penambahan gliserol yang kemudian transfer sampel ke dalam tabung 2D barcoded tube LVL. Selanjutnya dilakukan scanning 2D barcode tube LVL untuk output data sampel yang dilakukan integrasi data sampel di data base. Sampel kemudian disimpan ke dalam arktic yang secara otomotis dapat melacak keberadaan sampel dan dapat dilakukan pengambilan sampel kembali dengan mudah berdasarkan kode LVL
Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait produk kami untuk mendukung Biobanking di laboratorium anda. Silahkan hubungi tim marketing kami dengan cara mengunjungi website kami di PT. Indotech Sains Inti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H