Perkembangan zaman yang semakin maju menjadi tantangan bagi mahasiswa dalam memasuki persaingan dunia kerja. Di perkuliahan Mahasiswa dituntut untuk mempelajari banyak teori sebagai bekal untuk siap terjun di dunia kerja, guna mempraktikan teori selama perkuliahan dan sebagai bekal agar terbiasa dengan dunia kerja, mahasiswa melakukan kegiatan magang salah satunya program kerja sama antara Universitas Negeri Malang dan Kemendikbud. Magang Mandiri MBKM adalah salah bentuk program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih dan menjalankan kegiatan magang secara mandiri. Berbeda dengan magang MSIB, Magang MBKM mandiri mengharuskan mahasiswa untuk mengikuti panduan dan persetujuan kampus agar kegiatan yang dilakukan dapat dikonversi menjadi SKS sesuai dengan aturan yang berlaku. Program ini dilakukan selama 5 bulan atau lebih tepatnya selama 20 minggu yang akan mendapat konversi sebanyak 20 sks.
Guna menambah skill dan pengalaman, pada tahun ini Penulis sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Malang melakukan magang MBKM mandiri Bersama tim yang terdiri dari 3 orang. Penulis mendapatkan kesempatan untuk dapat Magang di Dinas Sosial Kabupaten Malang tepatnya berlokasi di jalan Majapahit No.5, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119. Selama 5 Bulan (1 Juli - 15 November) Penulis ditempatkan pada bagian Lindungan dan Jaminan Sosial. Terdapat 4 program Lindungan dan Jaminan Sosial yaitu Program Keluarga Harapan (PKH), Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) , Kampung Siaga bencana (KSB), dan Taruna Siaga Bencana (TAGANA).
Selama Magang di Dinas Sosial Kabupaten malang penulis sering di ajak Dinas Luar dengan kepala bidang bagian lindungan jaminan sosial sehingga penulis terlibat langsung pada program program yang dijalankan, seperti membantu mengurus dan mengelola laporan PKH, menjilid laporan, stempel berkas, mendokumentasikan, mempersiapkan perlengkapan dan konsum sebelum atau sesudah acara kegiatan dinas luar. Penulis juga sesekali membantu bagian Pemberdayaan sosial dalam menjalankan Program SLRT sehingga mendapatkan pengalaman tambahan. Dedi, salah satu mahasiswa yang mengikuti magang ini mengungkapkan betapa bervariasinya kepribadian-kepribadian manusia dan menumbuhkan rasa empati "Selama saya ditempatkan di SLRT, begitu banyak watak sifat dan kondisi ekonomi seseorang, kadang saya cape ketika melayani orang-orang yang datang karena mereka sulit memahami aturan untuk menerima bantuan, namun selama disini skill komunikasi saya meningkat, rasa empati saya juga lebih peka dari sebelumnya karena melihat kondisi yang dialami dari orang-orang yang datang dan saya puas karena sudah membantu meringankan masalah orang-orang yang datang" ujarnya.
Selama diajak kepala bidang bagian lindungan dan jaminan sosial untuk dinas luar, penulis banyak berinteraksi dengan pekerja kementrian sosial dan Masyarakat. Penulis menyadari pentingnya dinas sosial untuk Masyarakat yang mengalami kesulitan seperti tekanan ekonomi, bencana alam, bencana sosial, pencegahan sebelum terjadi bencana serta untuk memajukan Pendidikan. Selama magang juga penulis mendapatkan keterampilan skill untuk bekerja sama dengan tim dan alur proses bagaimana penyaluran dana bantuan berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H