Sejarah mencatat bahwa dalam peradaban manusia modern, pernah terjadi musibah yang memilukan hati manusia. Peristiwa pilu ini dirasakan masyarakat Jepang saat Teluk Jepang dipenuhi bahan pencemar merkuri yang mengakibatkan anak-anak generasi tersebut mengalami minamata.
Mungkin banyak yang sudah mengetahui peristiwa pilu ini lewat banyak artikel yang memenuhi dunia maya. Bukti bahwa manusia rentan terhadap pencemaran lingkungan hidup karena ulah manusia sendiri.
Karena manusia juga maka perubahan iklim terjadi. Beberapa kompasianer menaruh perhatian serius tentang isu-isu lingkungan serta perubahan iklim. Tulisan mereka bertujuan mengedukasi pembaca agar sadar terhadap lingkungan.
Saat iklim berubah, banyak hal dalam lingkungan yang berubah, salah satunya ancaman kepunahan serangga ordo Odonata atau capung.
Mengapa capung sangat penting peranannya bagi lingkungan dan manusia?
Ilustrasi Capung Sedang Berburu/Sumber: lifeindo.com
Peranan Capung
Kekhawatiran manusia teristimewa di kawasan padat penduduk ketika hujan adalah banjir. Saat banjir surut, ada genangan di mana-mana sehingga menjadi rumah nyaman untuk nyamuk.
Dalam ekosistem, capung punya peran sebagai pemangsa atau dalam bahasa keren-nya disebut predator. Capung gemar berburu nyamuk dan serangga kecil lainnya dengan sangat efisien, memiliki tingkat keberhasilan sekitar 95% dibanding singa dan hiu ketika berburu, dan kecepatannya mencapai 50km/jam hanya dengan tiga kali hentakan sayap (zmescience.com).
Posisinya sebagai predator alami nyamuk menempatkannya sebagai pengendali atau pengontrol nyamuk dalam keseimbangan ekosistem.